Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenali Hiperandrogen, Hormon Pria yang Sebabkan Perempuan Berjerawat

Dimas Andhika Fikri , Jurnalis-Kamis, 23 April 2020 |18:36 WIB
Kenali Hiperandrogen, Hormon Pria yang Sebabkan Perempuan Berjerawat
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Di Indonesia sendiri, kasus hiperandrogen lebih banyak ditemui pada perempuan usia produktif antara 15-35 tahun. Kurang lebih sekitar 10 persen dari populasi perempuan tersebut yang mengalami hiperandrogen disertai dengan keluhan menstruasi yang dikenal dengan sindrom ovarium polikistik (PCO).

Pada tubuh wanita dengan hiperandrogen, produksi minyak berlebih itu bisa membentuk keratin di folikel kulit, tempat tumbuhnya rambut-rambut. Kemudian minyak tersebut membentuk sebum dan menutup sel kulit mati lebih cepat dari biasanya.

Alhasil, folikel kulit tersumbat dan jadi tempat kuman penyebab jerawat berkumpul. Kemudian menimbulkan reaksi peradangan dan jadilah jerawat.

"Tak hanya di wajah, jerawat bisa tumbuh di ketiak bahkan punggung. Ketika tidak diatasi dengan tepat, bisa jadi jerawat akan lebih besar bahkan bisa membentuk jerawat batu," ucapnya.

Selain jerawat, hiperandrogen dapat dikenali setidaknya melalui beberapa gejala klinis. Gejala-gejala tersebut di antaranya adalah peradangan kulit bagian atas (seborrhea), tumbuhnya rambut pada bagian tubuh perempuan yang tak biasa (hirsutism), serta kebotakan yang diawali dengan rambut rontok (alopecia).

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement