Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Curhat Ibu Hamil Positif COVID-19 Diduga Tertular dari Tukang Sayur

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Rabu, 15 April 2020 |00:05 WIB
Curhat Ibu Hamil Positif COVID-19 Diduga Tertular dari Tukang Sayur
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Hasil pemeriksaan laboratorium pun keluar seminggu setelahnya. Kabar itu ia terima melalui pesan WhatsApp dari Direktur Pelayanan Medik RSUP Kariadi Semarang pada Senin 30 Maret 2020 dini hari. Namun, Nunki baru membaca pesan itu pada esok paginya.
Saat menerima pesan itu, ia mengaku kondisi kesehatannya sudah jauh lebih baik. Demam dan sesak napasnya tak ada, walau masih ada sedikit batuk. "Oh saya positif COVID-19, oke," responsnya. Suami Nunki negatif.
Setelah itu, ia langsung menelepon Dinas Kesehatan Semarang, sebagai bentuk tanggung jawab pribadinya. Tak berhenti di situ, Nunki pun segera menelepon Puskesmas di daerahnya untuk melaporkan status COVID-19-nya. Pihak Puskemas pun meminta izin untuk datang ke rumah, namun Nunki menolaknya.
"Mereka mau minta data. Saya enggak mau menularkan ke mereka, jadi saya beri saran via WhatsApp saja. Lagipula, petugas puskesmas yang mau datang katanya 7 orang, banyak banget, buat apa?" tuturnya sedikit tertawa.
Sampai akhirnya, esok hari, petugas puskesmas akhirnya datang tapi jumlahnya jadi tiga orang saja. Satu tim laboratorium, dua memang pihak puskesmasnya. Petugas ini yang ternyata mengambil darah kedua anak Nunki plus keluarga kakak iparnya. "Semua negatif," ucapnya.

Hasil pemeriksaan laboratorium pun keluar seminggu setelahnya. Kabar itu ia terima melalui pesan WhatsApp dari Direktur Pelayanan Medik RSUP Kariadi Semarang pada Senin 30 Maret 2020 dini hari. Namun, Nunki baru membaca pesan itu pada esok paginya.

Saat menerima pesan itu, ia mengaku kondisi kesehatannya sudah jauh lebih baik. Demam dan sesak napasnya tak ada, walau masih ada sedikit batuk. "Oh saya positif COVID-19, oke," responsnya. Suami Nunki negatif.

Setelah itu, ia langsung menelepon Dinas Kesehatan Semarang, sebagai bentuk tanggung jawab pribadinya. Tak berhenti di situ, Nunki pun segera menelepon Puskesmas di daerahnya untuk melaporkan status COVID-19-nya. Pihak Puskemas pun meminta izin untuk datang ke rumah, namun Nunki menolaknya.

"Mereka mau minta data. Saya enggak mau menularkan ke mereka, jadi saya beri saran via WhatsApp saja. Lagipula, petugas puskesmas yang mau datang katanya 7 orang, banyak banget, buat apa?" tuturnya sedikit tertawa.

Sampai akhirnya, esok hari, petugas puskesmas akhirnya datang tapi jumlahnya jadi tiga orang saja. Satu tim laboratorium, dua memang pihak puskesmasnya. Petugas ini yang ternyata mengambil darah kedua anak Nunki plus keluarga kakak iparnya. "Semua negatif," ucapnya.

Selain itu, ia pun langsung memberi tahu kepala paguyuban lokasi kediamannya. Setelah melapor, Nunki tak menyangka responsnya luar biasa. Tetangga mendukung.

"Tetangga Alhamdulillah support, bahkan sampai detik ini mereka ngirimin makanan ke rumah seperti sembako, roti, kue, makanan ringan anak-anak, gula, telur, buah berkilo-kilo. Rumah udah kayak toko," cerita Nunki bersemangat.

Padahal, setelah melapor ke ketua paguyuban, ibu hamil ini sudah siap dengan sikap tidak menerimanya tetangga atau diskriminasi. "Tapi ternyata 180 derajat berbeda. Semua tetangga support, wah, bersyukur banget," tambahnya.

Jika dirunut dari awal, sumber virus corona COVID-19 yang dimiliki Nunki masih belum terpecahkan. Sebab, suaminya negatif, anak-anak dan saudara negatif, tidak melakukan kontak dengan orang, tak ada perjalanan luar kota pun luar negeri. Lantas, dari mana Nunki memiliki virus mematikan ini?

Pada Ganjar, dia coba menduga kalau vrius corona COVID-19 yang ada di tubuhnya berasal dari tukang sayur keliling komplek. Dugaan ini muncul karena Nunki hanya bertemu dengan pedagang sayur ini.

"Kalau nebak-nebak, karena setiap hari saya bertemu dengan tukang sayur, ada kemungkinan dari beliau-beliau, karena enggak cuma satu tukang sayur," ungkapnya.

Apa alasannya? Menurut Nunki, para pedagang sayur ini kan masih berinteraksi di pasar dengan banyak orang. Mereka pun menjajakan barang bertemu dengan puluhan orang yang status kesehatannya nggak diketahui. Jadi, kemungkinannya di situ. 

"Jadi, ya, mungkin saat dia mengambil barang dagangan saya, dia megang plastiknya, atau uang kembalian," sambungnya. "Ya, mungkin saya kecolongan di sini," singkat Nunki.

(Dewi Kurniasari)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement