6) Desa Tamsui
Sebagai kota pesisir, banyak desa cantik yang menghadap langsung ke lautan. Salah satunya adalah desa Tamsui, yang memiliki banyak sejarah unik karena dahulu tempat markas orang asing. Sebut saja Hongmao Castle, yang dibangun oleh bangsa Spanyol pada tahun 1626 dan direstorasi oleh bangsa Belanda. Nama aslinya adalah Anthony Castle, tapi karena orang Taiwan menyebut orang Belanda Hong Mao (rambut merah), maka kastil ini dinamakan kastil Hongmao.
Saat kastil ini diambil oleh bangsa Inggris, dibangunlah beberapa gedung seperti sekolah Old Oxford School, kediaman Dr. Mackay dan Tamsui College. Kawasan dan gedung-gedung sangat terpelihara dengan baik, dan menjadi ruang pamer sejarah. Saat ini, dilengkapi juga anjungan panorama untuk melihat matahari terbenam di Shutai. Saat kita berjalan di jalan-jalan tuanya di sepanjang tepi sungai, kita juga bisa menikmati makanan khas seperti pangsit ikan, tahu minyak Ah Gei, dan telur rebus teh. Kita juga bisa naik kapal antara Tamsui ke Ba Li.
Pemerintah semakin memperindah kawasan ini dengan membangun Tamsui Fisherman's Wharf, suatu pelabuhan pancing dengan taman yang luas, jalur sepeda, jembatan berbentuk kapal di atasnya dan jalan kayu di atas air sepanjang 300 meter. Sangatlah nyaman untuk bersandar di pagarnya menikmati semilir angin dan pemandangan hilir sungai Tamsui. Saat senja, inilah tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbenam.
Cara ke sana: naik kereta dari stasiun TRA Taipei, menuju stasiun MRT Tamsui.
7) Teresa Teng Memorial Park (Yun Garden)
“Bunga cantik tidak mekar sepanjang tahun; keindahan akan pergi menghilang…”
Inilah sepenggal lirik dari lagu Mandarin terkenal, Kapan Kau ‘kan Datang Kembali (He Ri Jun Zai Lai) yang menjadikan sang penyanyi, Teresa Teng, legenda di masyarakat berbahasa Mandarin di seluruh dunia. Jika Anda adalah penggemar Teresa Teng, atau jika biduan ini mengingatkan Anda pada ayah bunda atau kakek nenek, inilah tempatnya untuk menghidupkan kembali kenangan masa lalu.
Berlokasi di gunung Jinbaoshan, tempat peristirahatan sang biduan ini semakin mengingatkan kita akan nostalgia saat sebuah kotak musik otomatis mendendangkan lagu-lagi terbaik Teresa seperti “Kapan Kau Akan Datang Kembali”, dan “Kisah Sebuah Desa Kecil”. Sebuah piano raksasa berteknologi tinggi dapat kita mainkan di sini, sembari menikmati pemandangan indah pantai Jinshan.
Cara ke sana: naik kereta TRA ke stasiun Taipei, transfer ke bis Kuo-Kuang menuju Jinshan, turun di halte Jinshan District Office, lalu naik bis Crown Northern Coast Shuttle Bus hingga halte Yun Garden.
Di Jinshan sendiri, jangan lupa untuk mengunjungi Jinshan Old Street, yang telah ada sejak zaman dinasti Qing 300 tahun yang lalu. Kedai di depan kuil Guangán terkenal menjual hidangan bebek terenak di Taiwan.
Menarik sekali bukan? Tak jauh dari Taipei City yang metropolitan, ternyata ada kawasan yang masih melestarikan kehidupan tenteram masa lalu. Untuk makanan halal, banyak terdapat di sekitar masjid At Taqwa di Ruifang, bahkan ada hotel dan restoran halal Pa Fan Keng di kawasan wisata Jiufen.
Segera siapkan petualangan Anda ke New Taipei City untuk wisata Anda yang berikutnya!
(adv)
(Risna Nur Rahayu)