SEDERHANA saja, kebanyakan kita setuju bahwa makanan microwave tidaklah enak dan hanya menghabis-habiskan energi listrik untuk memanaskannya. Mengapa demikian? BBC Future mengulasnya.
"Lasagna Sayur Nikmat" tertulis meliuk-liuk di sampul makanan microwave yang baru saya beli. Saya langsung membayangkan berbagai cita rasa yang akan lumer di lidah saat memakannya. Apalagi di gambar terlihat lasagna ini punya saus yang melimpah, topping saus susu yang menggiurkan dan dilengkapi lelehan keju.
Saya pun langsung memanaskannya di microwave. Namun, hasilnya di luar harapan. Tampilannya tidak seperti di foto. Kejunya ternyata teramat lumer seperti minyak, saus susu menggumpal, sementara pastanya agak keras seperti karet.
BACA JUGA:
Kita semua pasti pernah merasakan makanan microwave yang tidak enak. Meskipun begitu, membuat makanan microwave ternyata butuh proses yang rumit dan sains tingkat tinggi, bahkan teknik elegan yang dipelopori restoran peraih bintang Michelin.
Membedah rasa makanan microwave, kita perlu mengenal reaksi kimia Maillard. Ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Prancis, Louis-Camille Maillard, pada tahun 1912, Maillard adalah reaksi kimia yang paling sering dipraktikkan di bumi. Reaksi ini terjadi di jutaan dapur di dunia setiap harinya.
Maillard adalah reaksi pencampuran antara amino acid dan gula yang kemudian dipanaskan. Makanan akan berubah warna menjadi lebih cokelat dan terasa enak.
Reaksi Maillard inilah yang membuat kopi punya cita rasa manis, dan nuansa rasa karamel pada bir. Aroma menggugah dari roti, kerupuk, bawang goreng, daging bakar, biskuit dan masakan lainnya, juga muncul karena reaksi ini.
Karena alasan ini pulalah bumbu-bumbu masakan biasanya digoreng atau direbus dulu sebelum digunakan.
"Reaksi kimia yang terjadi amatlah kompleks," kata Steve Elmore, pakar rasa dari Universitas Reading. Semuanya bergantung pada protein dan gula yang terlibat.
Alhasil, ada ribuan kemungkinan produk sampingan. Misalnya, amino acid dengan kandungan nitrogen tinggi, akan menghasilkan makanan dengan rasa kacang yang kuat. Jika tidak, makanan akan lebih berbau seperti belerang dan bawang.
Masalahnya, reaksi Maillard tidak bisa terjadi jika makanan terlalu basah. "Kentang mentah, misalnya, memiliki kadar air hingga 80%," ungkap Elmore.