Pada pukul 20.00 WIT, air ketuban Irene pecah. Namun kondisi jantung janin menurun dan dokter menyarankan untuk operasi. Sayangnya, dokter kandungan di RSUD Yowari tak berada di tempat. Pihak rumah sakit kemudian merujuk pasien ke RS Dian Harapan.
Alfonsina Kabey, ipar Irene yang mendampingi proses rujukan, mengaku panik karena kondisi Irene semakin melemah, namun tidak ada dokter yang menangani.
"Kalau memang tidak ada dokter, kenapa waktu terima tidak kasih tahu? Kami bisa ambil keputusan dari awal," ujarnya.
Keluarga meminta agar Irene segera dirujuk ke rumah sakit berikutnya, namun ambulans tak kunjung tersedia.
"Kita tunggu dari jam 11 sampai jam 01.22 baru ambulans tiba. Sementara dia sudah sangat sakit dan gelisah, teriak terus," kata Alfonsina.
Setibanya di Rumah Sakit Dian Harapan Waena, pasien tak bisa dirawat dengan alasan ruangan penuh. Lalu keluarga lanjut ke RSUD Abepura. Alih-alih bisa mendapat perawatan, keluarga mengaku hanya mendapat penjelasan singkat bahwa ruang operasi di RSUD Abepura sedang direnovasi sehingga pasien tidak bisa ditangani di fasilitas tersebut.