Bedak Bayi Berbahaya dan Picu Kanker! Perusahaan Ini Digugat

Mei Sada Sirait, Jurnalis
Minggu 19 Oktober 2025 10:08 WIB
Bedak Bayi Berbahaya dan Picu Kanker! Perusahaan Ini Digugat (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Perusahaan farmasi raksasa Johnson & Johnson (J&J) sedang menghadapi gugatan hukum besar di Inggris. J&J dituding dengan sengaja menjual bedak bayi yang terkontaminasi asbes dan dapat memicu kanker.

Gugatan ini diajukan oleh KP Law terhadap Johnson & Johnson (J&J) dan anak perusahaannya, Kenvue Ltd. Mereka menuduh bahwa J&J telah sadar sejak awal tahun 1960-an bahwa bubuk bedak berbasis mineralnya mengandung bentuk bedak berserat, yakni tremolit dan aktinolit.

Kedua mineral tersebut, ketika dalam bentuk berseratnya, diklasifikasikan sebagai asbes dan terkait dengan kanker yang berpotensi mematikan. Namun, meskipun mengetahui bahwa mineral tersebut berhubungan langsung dengan kanker, J&J disebut tidak pernah mencantumkan peringatan pada kemasan bedak bayinya.

Sebaliknya, J&J justru meluncurkan kampanye pemasaran agresif yang menggambarkan bubuk sebagai simbol kemurnian dan keamanan. J&J juga menyangkal tuduhan tersebut serta klaim apa pun bahwa mereka secara sadar menjual bedak bayi yang terkontaminasi asbes.

“Sesuai dengan standar peraturan yang diperlukan, produk kami tidak mengandung asbes dan tidak menyebabkan kanker,” tulis pernyataan resmi dari J&J yang dikutip dari BBC.

Talc, yang digunakan dalam bubuk bedak J&J, merupakan mineral alami yang sering ditambang di dekat endapan asbes. Asbes sendiri adalah mineral berbentuk jarum berserat yang diketahui berkaitan dengan kanker.

Klaim tersebut menuduh bahwa J&J telah mengidentifikasi adanya asbes dalam bedak bayinya sejak awal tahun 1960-an. Namun alih-alih mencantumkan peringatan pada botol, gugatan tersebut menyebut J&J justru menyembunyikan risiko tersebut selama beberapa dekade demi memaksimalkan keuntungan.

Gugatan juga menyatakan bahwa meskipun mengetahui adanya serat karsinogenik dalam bedak bayi, tim pemasaran perusahaan malah membahas cara memaksimalkan penjualan. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, pemasaran di AS berfokus pada penjualan bedak murni dan lembut untuk bayi yang baru lahir. Sementara pada tahun 1990-an dan 2000-an, fokus pemasaran beralih ke wanita Afrika-Amerika.

Banyak penggugat di Inggris telah meninggal akibat kanker ovarium maupun mesothelioma, jenis kanker yang umum disebabkan oleh paparan asbes. Semua penggugat diduga telah menggunakan bedak bayi J&J dalam jangka waktu lama.

Salah satu penggugat, Siobhan Ryan (63), mengatakan bahwa dirinya mempercayai bedak bayi J&J setelah melihat iklan. Namun, kini ia menyesal karena kepercayaannya ternyata berujung fatal.

“Ibuku menggunakannya dan aku menggunakannya. Baunya enak, lembut, dan indah. Ketika bayiku lahir, aku menggunakannya pada mereka. Aku pikir aku melakukan yang terbaik untuk mereka,” katanya kepada BBC dari rumahnya di Somerset.

“Itu sangat mengejutkan. Kami hanya berpelukan dan menangis. Aku tidak percaya ketika dokter memberi tahu bahwa aku menderita kanker ovarium stadium 4,” lanjutnya.

Siobhan meyakini bahwa kankernya disebabkan oleh penggunaan bedak bayi J&J, sebagaimana penggugat lainnya. Ia menyesalkan perusahaan tersebut tetap menjual produk meski mengetahui adanya kontaminasi.

“Mereka tahu itu terkontaminasi, dan mereka masih menjualnya kepada ibu baru dan bayi mereka,” kata Siobhan.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya