Dalam sebuah sesi debat anggaran di parlemen Belanda, Esther hadir mengenakan blus berwarna merah, putih, hijau, dan hitam. Kombinasi yang identik dengan bendera Palestina. Ketua parlemen Martin Bosma menilai pakaian itu melanggar prinsip netralitas visual dan meminta Esther keluar dari ruang sidang.
Awalnya, Ouwehand menolak permintaan tersebut karena menilai tidak ada aturan tertulis yang melarang warna pakaian tertentu. Namun setelah perdebatan berlangsung, ia akhirnya harus meninggalkan ruang sidang. Tak lama kemudian, ia kembali dengan blus bermotif semangka (watermelon print), yang secara simbolik juga merepresentasikan warna bendera Palestina, dan kali ini diperbolehkan mengikuti jalannya sidang.