3. Ajari anak problem solving dengan damai: Bantu anak remaja Anda bisa mengidentifikasi masalah mendasar yang menyebabkan pertengkaran dan mencari solusi bersama.
Dorong anak untuk bisa fokus pada titik temu daripada menekankan perbedaan. Dengan cara ini, anak bisa belajar bertanggung jawab dalam menyelesaikan konflik dengan cara yang matang dan konstruktif.
4. Kelola emosi: Remaja sering menghadapi emosi yang intens, jadi penting untuk memberi anak alat untuk mengelola emosi tersebut. Dorong penggunaan teknik seperti bernapas dalam, meditasi, beristirahat, atau menulis jurnal sebelum membahas argumen.
Mencontohkan pengendalian diri selama perselisihan, disebut juga dapat mengajarkan mereka bagaimana cara mengelola emosi dirinya.
5. Beri contoh langsung: Alias Anda sebagai orang tua, ayah atau ibu jangan hanya jago berteori dan memerintah. Sebagai orang dewasa, perilaku Anda selama pertengkaran sangat memengaruhi cara anak remaja Anda belajar mengelola konflik.
Tunjukkan langsung contoh komunikasi yang penuh rasa hormat dan kemauan untuk berkompromi dalam interaksi. Ini berfungsis sebagai model bagi anak dalam menghadapi perselisihan.
(Rizky Pradita Ananda)