Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Tanda Anak Alami Trauma dan Cara Menanganinya

Aulia Rizky Utami , Jurnalis-Rabu, 01 Oktober 2025 |07:03 WIB
5 Tanda Anak Alami Trauma dan Cara Menanganinya
5 Tanda Anak Alami Trauma dan Cara Menanganinya (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA – Trauma pada anak sering kali luput dari perhatian orang tua. Padahal, kondisi ini bisa muncul akibat berbagai pengalaman, mulai dari kekerasan, kehilangan orang terdekat, hingga tekanan yang membuat anak merasa tidak aman. Bila dibiarkan, trauma berpotensi menghambat perkembangan emosional maupun sosial anak hingga dewasa.

Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Hisbah UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, anak usia dini cenderung kesulitan mengungkapkan emosi lewat kata-kata. Karena itu, terapi bermain (play therapy) menjadi salah satu metode efektif untuk membantu mereka. Melalui aktivitas bermain, anak dapat mengekspresikan perasaan terpendam sekaligus perlahan melepaskan pengalaman traumatis yang membebani.

Ciri-Ciri Anak Mengalami Trauma

Orang tua perlu jeli memperhatikan tanda-tanda berikut, yang bisa menjadi indikasi anak tengah mengalami trauma:

1.      Perubahan perilaku drastis
Anak yang biasanya ceria bisa tiba-tiba menjadi pendiam, mudah marah, atau menarik diri dari lingkungan sekitar.

2.      Gangguan tidur
Trauma sering membuat anak sulit tidur nyenyak, mengalami mimpi buruk, atau ketakutan tidur sendirian.

3.      Rasa takut berlebihan
Anak mungkin menunjukkan ketakutan pada hal-hal yang sebelumnya biasa saja, misalnya suara keras, keramaian, atau sosok tertentu.

4.      Kesulitan berkonsentrasi
Anak kerap kehilangan fokus saat belajar atau bermain karena pikirannya terganggu oleh perasaan tidak aman.

5.      Regresi perilaku
Beberapa anak kembali melakukan kebiasaan masa kecil, seperti ngompol atau mengisap jempol, sebagai bentuk respons atas tekanan psikologis.

 

Cara Menangani Anak yang Mengalami Trauma

Indonesia Heritage Foundation (IHF) menekankan setidaknya ada lima langkah yang bisa dilakukan untuk mendampingi anak:

1.       Membangun hubungan akrab agar anak merasa aman berbicara.

2.       Fokus pada masalah anak tanpa mengabaikan keluhannya.

3.       Memahami perasaan anak dengan empati, bukan menyalahkan.

4.       Mendengarkan secara sungguh-sungguh, bukan sekadar memberi nasihat sepihak.

5.       Menjalin komunikasi yang jelas dan jujur, supaya anak merasa didukung dan dipercaya.

Dengan dukungan penuh kasih sayang, anak akan lebih mudah bangkit dari pengalaman traumatis. Trauma bukan kondisi sepele, sehingga orang tua perlu peka mengenali tanda-tandanya dan memberikan pendampingan yang tepat sejak dini.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement