IIBF 2025 tak lengkap tanpa beragam diskusi, talkshow, seminar, peluncuran buku, temu penulis dan sesi tanda tangan penulis. IIBF 2025 turut menghadirkan pameran dan bursa ilustrasi. Selama lima hari penyelenggaraan, lebih dari 50 mata acara siap digelar, menghadirkan semangat literasi dalam suasana inklusif dan meriah.
Pembukaan IIBF 2025 turut dihadiri duta besar negara sahabat, antara lain dari Palestina, Uni Emirat Arab, Turki, Suriah, Yordania, Qatar, Tunisia, Oman, Irak, Aljazair, hingga Afghanistan. Selain itu, turut hadir perwakilan penerbit buku dari dalam dan luar negeri, penulis buku, sastrawan, dan ilustrator.
Mendampingi Menteri Kebudayaan, hadir Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra; Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti; dan Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Anissa Rengganis.
Mengakhiri sambutannya, Menbud Fadli meyakini bahwa literasi adalah bagian dari diplomasi budaya. “Buku adalah utusan yang tidak pernah lelah berjalan dari satu generasi ke generasi lain, dari satu bangsa ke bangsa lain. Melalui buku, kita memperkenalkan kearifan lokal, memperkuat jati diri, sekaligus membangun jembatan antarperadaban,” ujarnya.
Oleh karena itu, Menbud Fadli mengajak seluruh penerbit, penulis, pembaca, serta mitra internasional, untuk menjadikan IIBF 2025 ini sebagai tonggak sejarah baru.
“Mari kita dorong lebih banyak karya Indonesia yang hadir di dunia, mari kita dukung penulis-penulis muda untuk tumbuh, mari kita bangun budaya membaca sejak dini, dan mari kita jadikan literasi sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi pembangunan bangsa,” katanya.
(Agustina Wulandari )