IIBF menampilkan lebih dari 70 peserta Indonesia Rights Fair (IRF) dari 17 negara, yang menandakan semakin diperhitungkannya literasi Indonesia di tingkat global.
Dalam kesempatan ini, Menbud Fadli juga menekankan bahwa Kementerian Kebudayaan menempatkan literasi dan penerbitan sebagai bagian penting dalam Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya.
“Melalui MTN, pemerintah berupaya mengidentifikasi, membina, dan menghubungkan talenta-talenta unggul bangsa, termasuk penulis, penerjemah, editor, ilustrator, dan penerbit,” tutur Menbud Fadli.
Sejalan dengan itu, lanjut Menbud Fadli, pemerintah memperkenalkan program MTN Translation Funding untuk mendukung penerjemahan karya-karya Indonesia ke berbagai bahasa, sekaligus meluncurkan Indonesia Rights Fair Fellowship Program 2025 guna mempertemukan penerbit internasional dengan potensi literasi Indonesia.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Arys Hilman Nugraha, menuturkan pentingnya konsistensi dan daya tahan pameran IIBF 2025 yang tahun ini memasuki usia ke-45.
Dia menekankan bahwa dukungan pemerintah dan kehadiran mitra internasional menjadi faktor penting dalam keberlangsungan IIBF sebagai ajang literasi dan diplomasi budaya.