Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Indonesia Negara Papan Atas Fatherless, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya

Rani Hardjanti , Jurnalis-Selasa, 16 September 2025 |12:14 WIB
Indonesia Negara Papan Atas <i>Fatherless</i>, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya
Indonesia Negara Papan Atas {Fatherless}, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya
A
A
A

JAKARTA - Indonesia termasuk menjadi negara papan atas dalam hal fatherless. Sebenarnya apa maksud dari fatherless? 

Menurut literatur The Role of the Father in Child Development, fatherless adalah kondisi ketidakhadiran ayah yang dapat mengurangi dukungan emosional, bimbingan, dan keamanan psikologis anak. 

Fatherless memiliki dampak yang tidak dianggap sepele ya Moms. Kendati demikian, bisa dimimalisir. 

Bagaimana Ciri-Cirinya? 

Ada sejumlah ciri-ciri, berikut ini seperti dirangkum dari Cambridge University dan Jurnal Sage, Selasa (16/9/2025). 

1. Frekuensi kontak rendah atau jarang bertemu
Banyak bapak yang tidak tinggal bersama anaknya hanya memiliki kontak sesekali (beberapa kali setahun) atau sangat jarang. 

2. Keterlibatan emosional yang rendah
Meskipun secara fisik hadir sesekali, keterlibatannya dalam hal memberi kasih sayang, mendengarkan, membimbing secara emosional biasanya minim. Contoh: komunikasi, membicarakan masalah anak, ikut aktivitas yang bermakna tidak sering dilakukan. 

3. Sedikit atau tidak ada dukungan finansial
Nonresident fathers yang tidak berperan sering juga tidak secara rutin memberi dukungan keuangan anak atau membayar “child support”. 

4. Jarak geografis atau fisik jauh dengan anak
Tinggal jauh membuat tantangan lebih besar untuk kontak reguler atau kehadiran dalam kehidupan sehari-hari. 

5. Ayah memiliki kehidupan baru 
Selain kehidupan baru, si Ayah juga memiliki tanggungan keluarga baru. Bila sudah punya pasangan atau anak dari kehidupan barunya, waktu dan perhatian ke anak bisa banyak terganggu. 

6. Keterbatasan sumber daya ekonomi dan sosial
Ekonomi yang lemah, pendidikan rendah, pekerjaan tidak stabil, kondisi hunian buruk sering dikaitkan dengan bapak yang kurang terlibat. 

7. Kurang kehadiran sejak anak masih kecil atau kurang keterlibatan sejak awal
Bapak yang sejak awal (masa bayi atau toddler) tidak banyak terlibat, biasanya setelah terjadi perpisahan akan semakin sulit untuk terlibat kembali dibanding bapak yang sudah terbiasa banyak terlibat. 

 

8. Norma gender yang kaku
Norma bahwa ayah “hanya sebagai pencari nafkah" dan bukan pengasuh aktif juga berpengaruh. Kondisi ini membuat si Ayah tidak melihat bahwa peran emosional dan kehadiran sehari-hari itu bagian dari tugasnya. 

Literatur menyebut bahwa bapak yang tidak melihat dirinya penting dalam pengasuhan maka tidak akan mengambil inisiatif. 

Cara meminimalisir : 

1. Menghadirkan figur pengganti atau positive male role models
Anak yang tidak punya ayah biologis aktif dapat terbantu dengan kehadiran mentor, kakek, paman, guru, atau tokoh masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas hubungan dengan Ibu atau caregiver
Riset menunjukkan, ibu yang suportif dan penuh perhatian dapat mengurangi dampak negatif ketidakhadiran ayah.
Bahkan, dukungan emosional dari ibu dapat memperkuat self-esteem anak dan mendorong prestasi akademik.

3. Dukungan positif dari lingkungan sekitar atau komunitas 
Lingkungan atau komunitas yang sehat dan ramah keluarga, bisa menjadi buffer dari ketidakhadiran ayah.

4. Terapi dan Konseling
Terapi membantu anak fatherless mengatasi depresi dan masalah perilaku.
 

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement