Konten anak rawan digunakan untuk kepentingan bisnis tanpa persetujuan mereka.
Saat besar nanti, anak mungkin tak nyaman dengan konten lama tentang dirinya dan merasa kepercayaan telah dilanggar.
Meski begitu, bukan berarti orangtua sama sekali dilarang membagikan momen anak. Membagikan kebahagiaan tentu boleh saja, asalkan dilakukan dengan penuh pertimbangan. Pastikan konten yang diposting tidak mengandung informasi sensitif, gunakan pengaturan privasi yang lebih ketat, serta libatkan anak dalam proses pengambilan keputusan ketika mereka sudah cukup besar untuk memberikan pendapat.
Dengan sikap bijak, orangtua tetap bisa mengekspresikan kebahagiaan bersama buah hati di dunia maya tanpa mengorbankan hak privasi dan kenyamanan mereka. Pada akhirnya, yang terpenting bukanlah seberapa banyak “likes” dan komentar di media sosial, melainkan bagaimana anak merasa aman, dihargai, dan tumbuh dengan penuh kepercayaan diri.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)