“Bonus swipe ke slide terakhir untuk lihat penjilat rezim dan menteri HAM lagi joget di atas penderitaan rakyat,” tulisnya.
Sindiran tersebut ditafsirkan sebagai bentuk kekecewaan atas sikap pejabat yang dianggapnya tidak peka terhadap situasi bangsa, terutama di tengah berbagai kasus pelanggaran HAM dan peristiwa kekerasan yang masih terjadi. Menurut Gustika, alih-alih berempati kepada rakyat yang tengah berduka, pejabat justru terlihat larut dalam euforia perayaan.
Aksi Gustika sontak memicu beragam reaksi publik. Banyak warganet yang menilai langkahnya cukup berani dan patut diapresiasi.
“Kusebut kau cantik dan pemberani,” tulis akun @suc**
“Bangga, suarakan terus kebenaran demi keadilan di Indonesia,” tulis akun @jay**
“Keberanian kakeknya jelas mengalir, salut anak muda,” tulis akun @sur**
Terlepas dari beragam respons yang muncul, kehadiran Gustika Jusuf Hatta di momen peringatan HUT RI ke-80 berhasil menarik perhatian publik. Penampilannya dengan kebaya hitam dan kain slobog tidak hanya menghadirkan sisi anggun seorang cucu proklamator, tetapi juga menjadi pengingat bahwa warisan budaya dan nilai perjuangan bangsa tetap hidup di generasi muda Indonesia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)