Menurut Monica, tantangan bukan sesuatu yang harus dihindari. Justru dari tantangan itulah seseorang bisa tumbuh. Ia mendorong para perempuan muda untuk tidak lari dari masalah, tetapi menghadapinya dengan kepala tegak.
“Kalau ada tantangan di depan kamu, jangan takut, jangan lari. Kalau bisa, malah didekatin dan ditaklukan,” imbuhnya.
Pesan ini tak datang dari ruang kosong. Monica sendiri sudah membuktikan bahwa tekad, kerja keras, dan keinginan untuk berkontribusi bisa membuka jalan ke panggung internasional. Lewat proyek BWAP bertajuk “Pipeline for the Lifeline”, ia membantu warga di Desa Ciseke, Serang, Banten mendapatkan akses air bersih dan sanitasi dan menjadi sebuah aksi nyata yang membuat namanya diakui di level global.
Di balik mahkota dan gaun malam, Monica tetap membawa nilai-nilai yang kuat: kejujuran, ketekunan, dan keberanian menjadi diri sendiri. Ia ingin semua perempuan tahu bahwa mereka punya potensi besar, dan tidak perlu menjadi orang lain untuk bisa bersinar.
Di dunia yang kerap menuntut kesempurnaan, pesan Monica Kezia terasa segar dan membebaskan: menjadi perempuan itu cukup. Kuncinya ada pada keberanian untuk mulai, keyakinan untuk melangkah, dan keteguhan untuk tetap setia pada diri sendiri.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)