Ikan teri juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Dalam 100 gram ikan teri terkandung sekira 3,3 miligram zat besi, sedangkan ikan salmon hanya memiliki 0,38 miligram. Zat besi penting untuk membantu pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia.
Baik ikan teri maupun salmon sama-sama tinggi protein. Kandungan protein dalam 100 gram ikan teri dan salmon hampir identik, yaitu sekitar 20 gram, sehingga keduanya bisa menjadi sumber protein hewani berkualitas tinggi yang baik untuk tubuh.
Meski ikan teri unggul dalam beberapa kandungan gizi, namun dari sisi vitamin D dan vitamin B12, ikan salmon masih menjadi juaranya.
Salmon mengandung hingga 435 IU vitamin D per 100 gram, sementara ikan teri mengandung jauh lebih sedikit.
Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Begitu pula dengan vitamin B12 yang dibutuhkan untuk kesehatan saraf.
Satu hal yang perlu diperhatikan, ikan teri yang banyak beredar di pasaran umumnya sudah melalui proses pengawetan atau penggaraman. Hal ini membuat kadar natrium (garam) pada ikan teri cukup tinggi.
Menurut data dari National Institutes of Health (NIH), konsumsi natrium berlebih bisa meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit jantung. Untuk itu, disarankan memilih ikan teri segar atau mengurangi konsumsi ikan teri asin secara berlebihan.
Jadi, jika dilihat dari kandungan omega-3, kalsium, dan zat besi, ikan teri memang unggul dibandingkan ikan salmon. Namun, dari sisi vitamin D, vitamin B12, dan kadar sodium, salmon masih lebih sehat jika dikonsumsi secara rutin.
Masyarakat Indonesia bisa memanfaatkan ikan teri sebagai alternatif bergizi tinggi yang lebih terjangkau dan mudah ditemukan. Namun, tetap perlu memperhatikan cara pengolahannya agar tidak berlebihan dalam asupan garam.
(Kemas Irawan Nurrachman)