Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Viral Depression Hair, Gaya Rambut Berantakan Bakal Jadi Tren Baru?

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Rabu, 11 Juni 2025 |18:22 WIB
Viral <i>Depression Hair</i>, Gaya Rambut Berantakan Bakal Jadi Tren Baru?
Gaya Rambut Berantakan Bakal Jadi Tren Baru? (Foto: Daily Mail)
A
A
A

TREN mode terus berkembang dari tahun ke tahun. Dalam perhelatan Milan Fashion Week 2025 baru-baru ini, rumah mode Prada sukses mencuri perhatian.

Bukan hanya lewat koleksi busananya yang edgy dan eksperimental, tetapi juga lewat tampilan rambut para model yang nyeleneh. Ya, kusut dan berantakan! Bahkan, mendapat julukan “depression hair.”

Bukan sekadar gimmick runway, gaya ini menjadi topik diskusi publik yang hangat. Netizen lantas bertanya-tanya, apakah rambut acak-acakan ini bakal menjadi tren baru di 2025? Berikut ulasannya, melansir dari beberapa sumber, Rabu (11/6/2025).

Melansir dari laman Daily Mail, penampilan “depression hair” ini pertama kali mencuat dalam peragaan busana Prada Fall/Winter 2025–2026. 

Rambut para model tampil dengan tekstur kasar, kusut alami, poni tak rata, dan ujung rambut yang tampak belum disisir. 

Bukannya terlihat memikat dalam cara tradisional, tampilan ini justru seperti refleksi hari-hari penuh kekacauan, dan ternyata, itulah pesannya.

Tak butuh waktu lama, tren ini langsung viral di TikTok dan X (dulu Twitter). Tagar seperti #PradaHair dan #DepressionHair ramai digunakan. 

Banyak pengguna yang mengaitkan gaya rambut ini dengan kondisi kesehatan mental yang nyata, seperti kelelahan, stres, atau bahkan depresi.

Sebaliknya, sebagian lainnya mengapresiasi keberanian Prada mengangkat “raw reality” ke panggung mode.

Rambut bukan satu-satunya elemen yang disulap Prada dalam narasi ini. Miuccia Prada dan Raf Simons menghadirkan koleksi busana dengan siluet kuat, tekstur kasar, dan lapisan material berat seperti bulu, kulit, dan wol. 

Banyak busana menampilkan potongan loose yang tampak seperti "busana rumahan" yang disulap jadi statement fashion.

 

Dalam wawancara usai show, Prada menyebut koleksi ini sebagai "pertanyaan terbuka tentang apa arti menjadi feminin di era sekarang." 

Mereka tidak ingin menampilkan kecantikan sebagai sesuatu yang rapi, halus, dan penuh glamor. Sebaliknya, mereka mengajak audiens untuk memaknai keindahan dalam kekacauan.

“Kami ingin menampilkan sesuatu yang tidak disempurnakan. Feminitas itu bukan hanya soal kelembutan, tapi juga kekuatan dalam kondisi paling rapuh,” ujar Raf Simons, dikutip dari W Magazine.

Depression Hair Jadi Tren Rambut Baru di 2025?

Gaya “depression hair” rupanya tak berdiri sendiri. Dalam laporan Vogue dan Who What Wear, berikut beberapa tren rambut 2025 yang diprediksi akan mendominasi. 

Bed-head texture : Tekstur rambut alami yang seolah baru bangun tidur, tanpa styling berlebihan.

Undone waves : Gaya ikal longgar dan tak presisi, menciptakan kesan effortless.

Low-maintenance style : Potongan rambut yang tetap terlihat menarik meski tidak ditata ulang tiap hari.

Gaya-gaya ini hadir sebagai reaksi terhadap budaya perfeksionisme dalam dunia kecantikan. Orang mulai mencari cara tampil menarik tanpa harus tampil “sempurna.”

 

Psikologi di Balik Rambut Berantakan

Fenomena ini bukan hanya soal gaya. Rambut yang acak-acakan menjadi representasi dari kondisi emosional banyak orang. Mulai dari lelah, jenuh, burnout. Namun alih-alih menyembunyikannya, Prada justru memajangnya sebagai bentuk ekspresi diri.

Menurut Psikolog mode Dr. Carolyn Mair, tren seperti “depression hair” bisa menjadi semacam pelampiasan budaya, seperti bentuk solidaritas terhadap kesehatan mental yang makin dibicarakan secara terbuka.

“Ketika orang melihat rambut kusut di runway dan menyebutnya tren, itu bisa terasa validatif bagi mereka yang sedang berjuang secara emosional,” jelasnya kepada The Guardian.

Namun, ia juga mengingatkan pentingnya membedakan antara estetika dan pengalaman nyata. 

“Jangan romantisasi depresi. Tapi kalau gaya ini membuat orang merasa lebih diterima, itu nilai positifnya,” katanya. 

Meski banyak yang menyambut tren ini sebagai angin segar, tak sedikit pula yang mengkritiknya. Beberapa menyebutnya sebagai “romantisasi penderitaan,” apalagi jika dikemas sebagai tren mahal oleh brand mewah.

Komentar di TikTok seperti, “I’ve been looking like this because I can’t afford shampoo, now it’s fashion?” menyoroti adanya jarak antara kenyataan dan citra fashion.

Namun pada akhirnya, tren ini kembali ke interpretasi masing-masing. Dengan Prada sebagai pelopornya, tahun 2025 tampaknya akan menjadi tahun kebangkitan rambut natural, acak, dan penuh karakter. 

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement