Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Heboh Dokter Residen Anestesi PPDS Perkosa Keluarga Pasien Usai Dibius, Dokter Tirta: Kasus Memalukan Sepanjang Sejarah!

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Rabu, 09 April 2025 |14:11 WIB
Heboh Dokter Residen Anestesi PPDS Perkosa Keluarga Pasien Usai Dibius, Dokter Tirta: Kasus Memalukan Sepanjang Sejarah!
Heboh Dokter Residen Anestesi PPDS Perkosa Keluarga Pasien Usai Dibius, Dokter Tirta: Kasus Memalukan Sepanjang Sejarah
A
A
A

Dokter Tirta ikut buka suara terkait viralnya kasus dua dokter residen anestesi yang diduga membius dan memerkosa keluarga pasien di salah satu rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat. 

Belakangan diketahui, pelaku merupakan mahasiwa yang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi salah satu universitas terkemuka di Bandung.

Mirisnya lagi, dugaan pemerkosaan ini ditengarai dilakukan dua oknum dokter PPDS Anestesi kepada penunggu pasien.

Dokter Tirta lantas turut mengungkapkan kegeramannya atas kasus tersebut, melalui cuitan yang dibagikan di akun X miliknya. 

Menurutnya, selain menjadi yang paling memalukan di sepanjang sejarah PPDS, kasus ini juga bisa menghancurkan kepercayaan masyarakat, khususnya pasien rumah sakit terhadap dokter anestesi di seluruh Indonesia. 

“Ini kisah paling memalukan sepanjang sejarah PPDS. Hal ini bisa menghancurkan trust pasien ke dokter anestesi di seluruh Indonesia,” ujar Dokter Tirta, melakui akun X @tirta_cipeng, Rabu (9/4/2025).

Dokter Tirta berharap agar pelaku bisa dihukum seberat-beratnya dan diinvestigasi secara detail. Ia khawatir jika ternyata ada korban lain yang mengalami hal serupa. Ia juga tak lupa memberi dukungannya terhadap korba dan keluarga. 

“Pelaku harus dihukum seberat-beratnya dan investigasi harus detail, apakah ada korban-korban lain atau tidak. Dukunganku untuk korban dan keluarganya,” ungkapnya. 

Sebagai informasi, rudapaksa ini bukan hanya dilakukan oleh satu orang, melainkan dua oknum residen PPDS Anestesi. Penunggu pasien tak sadarkan diri lantaran obat bius yang diberikan oleh oknum tersebut dengan dalih ingin mengambil darah.

Kabar ini tersebar melalui unggahan sebuah tangkapan layar dari pesan singkat di akun Instagram @ppdsgramm. Dalam pesan tersebut memperlihatkan sebuah pertanyaan kepada seorang dokter atas tindakan tersebut.

Tak hanya itu, kasus pemerkosaan itu diketahui karena adanya rekaman CCTV yang memperlihatkan aksi dua oknum residen PPDS Anestesi tersebut. Kini, keluarga korban memutuskan menempuh jalur hukum untuk menuntut perbuatan pelaku.

 

Dijelaskan pula kronologi pembiusan dan dugaan pemerkosaan ini bermula saat korban seorang perempuan menjaga ayahnya di ruangan ICU yang membutuhkan darah saat tengah malam untuk operasi. 

Kemudian, pelaku datang dengan modus menawarkan korban agar cepat mendapat pelayanan crossmatch darah yang merupakan prosedur penting sebelum transfusi darah untuk memastikan kecocokan antara darah donor dan penerima.

Selanjutnya korban dibawa ke lantai 7 gedung yang merupakan bangunan baru dan diminta mengganti baju dengan pakaian pasien. Korban yang diduga tidak mengetahui prosedur pengecekan darah hanya mengikuti saja arahan dari dokter anestesi tersebut.

Selanjutnya korban diberikan midazolam atau obat penenang (obat bius). Dalam keadaan tak sadar korban diduga mendapat tindakan tidak senonoh yang viral di media sosial.

Setelah beberapa jam, korban tersadar dan keluar dari ruangan dalam kondisi sempoyongan sekitar pukul 04.00 WIB. Kondisi korban ini terekam CCTV. Bahkan CCTV juga mereka pelaku yang mondar-mandir di sekitaran ruangan saat korban belum sadarkan diri.

Sadar ada yang janggal, korban lalu meminta visum ke dokter spog. Dinyatakan bahwa ada bekas sperma, dan itu juga ditemukan berceceran di lantai 7 gedung. Sehingga keesokan harinya lantai ruangan lantai 7 tersebut diberikan garis polisi.
 

(Kemas Irawan Nurrachman)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement