Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jadi Favorit Para Gen Z, Ini Beda Matcha dan Green Tea

Syifa Fauziah , Jurnalis-Jum'at, 29 November 2024 |21:06 WIB
Jadi Favorit Para Gen Z, Ini Beda Matcha dan Green Tea
Beda matcha dengan green tea. (Foto: Syifa Fauziah)
A
A
A

MATCHA masih menempati posisi atas dalam daftar favorit Gen Z, baik dalam bentuk makanan maupun minuman. Mulai dari kue tart, es krim, hingga minuman latte, matcha selalu berhasil mencuri perhatian.

Tekstur lembut yang khas, dengan sentuhan manis dan sedikit pahit, mampu memberikan sensasi rasa unik yang sulit dilupakan. Selain karena rasa yang khas, matcha menjadi viral dan favorit banyak orang.

Matcha Expert, Merisha Ayu Permata mengatakan bahwa matcha jadi pilihan rasa favorit para Gen Z. Tak heran bila kini banyak produk makanan dan minuman yang menggunakan matcha sebagai bahan utamanya.

“Matcha masih jadi favorit Gen Z. Walaupun tren kopi berkembang, matcha biasanya jadi pilihan bagi mereka yang gak suka kopi,” ujar Merisha di Pakuwon Mall Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini.

Di tengah tren matcha, ternyata belum banyak orang yang bisa membedakan antara matcha dan green tea. Meski sama-sama berwarna hijau, ternyata matcha dan green tea berbeda loh.

Merisha menjelaskan matcha dan green tea berasal dari tumbuhan yang sama yakni camellia sinensis. Namun yang membedakan adalah kepekatan warna hijau antara green tea dan matcha.

Kepekatan warna ini dipengaruhi oleh proses shading. Shading adalah proses memberi cover pada tanaman tertentu, agar tidak langsung terpapar langsung dengan sinar matahari.

“Green tea tidak melalui proses shading. Sedangkan matcha melalui proses shading 3 sampai 4 minggu," jelasnya

Proses shading ini berhasil menciptakan warna hijau yang lebih pekat, hingga membuat kandungan nutrisi dalam daun teh tersebut lebih banyak dibandingkan green tea.

"Saat tidak terekspos langsung maka proses fotosintesis terjadi, jadi daunnya itu jadi lebih hijau, rasa dan nutrisi jadi lebih bagus atau lebih banyak juga," katanya.

Wanita pecinta matcha sejak 2007 silam ini mengungkapkan kualitas dari sebuah matcha tidak dipengaruhi jenis kultivar atau jenis bibit dari daun teh camellia sinensis, tapi proses yang dilakukan pada tumbuhan tersebut hingga akhirnya berubah jadi matcha.

“Nantinya matcha akan menghasilkan rasa pahit dan creamy yang khas,” katanya.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement