Sebelum pandemi, British Airways bekerja sama dengan perusahaan katering DO&CO untuk meningkatkan kualitas hidangan mereka. Namun, pandemi menyebabkan pemotongan biaya dan pengurangan layanan.
British Airways mengklaim telah berinvestasi 7 miliar pounds atau sekira Rp141,3 triliun, untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Tetapi, penumpang masih merasakan sejumlah kekurangan.
Selain masalah menu, maskapai ini juga menghadapi kendala operasional seperti pembatalan penerbangan karena masalah mesin pada armada Boeing 787 Dreamliner dan keterlambatan penerbangan di hub Heathrow mereka.
Selain itu, penumpang menantikan pembaruan situs web dan aplikasi seluler yang dijanjikan British Airways. Infrastruktur teknologi maskapai yang sering bermasalah menjadi keluhan tersendiri, dan belum ada kepastian kapan peningkatan ini akan benar-benar diluncurkan.
(Kemas Irawan Nurrachman)