Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IN2MF Paris 2024 Sukses, Modest Fashion Wastra Indonesia Bersinar di Panggung Dunia

Tuty Ocktaviany , Jurnalis-Minggu, 22 September 2024 |09:34 WIB
IN2MF Paris 2024 Sukses, Modest Fashion Wastra Indonesia Bersinar di Panggung Dunia
IN2MF Paris 2024 sukses, modest fashion wastra Indonesia bersinar di panggung dunia. (Foto: IFC)
A
A
A

Sejarah telah mencatat Prancis sebagai ibu kota mode dunia, tercermin dari industri mode Prancis yang mampu mewakili 30 persen dari pangsa pasar industri global dengan total omset mencapai 154 miliar Euro dan menghasilkan 1 juta lapangan pekerjaan di Prancis. Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk merambah pasar tersebut, terutama dalam mendorong peningkatan ekspor modest fashion berbasis wastra Nusantara.

Dalam kesempatan yang sama, terobosan untuk mendorong promosi produk modest fashion Indonesia di ranah global dilakukan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Dewan IKRA dan Printemps Paris. Kerja sama ini akan memperkuat eksposur produk binaan IKRA yang dijual di pusat perbelanjaan Printemps di Paris.

IN2MF Paris merupakan bagian dari rangkaian menuju puncak IN2MF di Jakarta pada 30 Oktober – 3 November 2024, bersamaan dengan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-11. Diluncurkan sejak Oktober 2022, IN2MF ditargetkan menjadi acuan industri modest fashion global dan menjadikan Indonesia pemain kunci di pasar internasional.

Tahun ini, IN2MF telah digelar di Kuala Lumpur, Dubai, dan Istanbul. Di Paris, desainer Indonesia ternama seperti Itang Yunaz, Wignyo, dan Dian Pelangi turut memamerkan karya mereka. 

IN2MF Paris 2024, modest fashion wastra Indonesia bersinar di panggung dunia. (Foto: IFC)
IN2MF Paris 2024, modest fashion wastra Indonesia bersinar di panggung dunia. (Foto: IFC)

Masing-masing desainer menampilkan karya yang mencerminkan ciri khas mereka. Batik Chic by Novita Yunus, misalnya, mempersembahkan koleksi bertema "Indigo Whispers" yang memadukan tradisi, keberlanjutan lingkungan, dan gaya kontemporer. Terinspirasi dari warna lautan indigo, koleksi ini menonjolkan keindahan alam Indonesia. Dibuat oleh para pengrajin lokal, koleksi tersebut mengutamakan warisan budaya serta komitmen terhadap keberlanjutan melalui penggunaan bahan ramah lingkungan dan praktik produksi yang etis.

Kain ecoprint sutra yang mewah dipadukan dengan sutra Garut untuk menciptakan busana elegan dengan detail bordir yang rumit. Dirancang untuk wanita modern, koleksi ini mencakup berbagai jenis pakaian seperti kaftan, outer, blouse, dress, dan celana, menggunakan teknik Kanoko. Palet warna, terinspirasi dari kedalaman lautan, menampilkan indigo yang pekat, nuansa biru, dan ungu yang menenangkan, menciptakan ansambel yang chic dan serbaguna, sekaligus menonjolkan keindahan alami yang memikat.

Sementara itu, Yece by Yeti Topiah menampilkan koleksi bertema “Beusea,” yang terinspirasi dari kekayaan bawah laut Indonesia. Laut Indonesia dikenal sebagai wilayah dengan keanekaragaman terumbu karang tertinggi di dunia. Mengacu pada terumbu karang berbentuk geometri, koleksi ini memanfaatkan kain tenun Indonesia dengan pola yang serupa. Kekayaan biota laut yang berwarna-warni namun hidup selaras dan harmonis juga menjadi inspirasi utama koleksi ini, yang menggunakan wastra berupa tenun Troso Jepara. Tenun adalah kain yang dibuat dengan teknik menggabungkan benang secara memanjang (benang lungsi) dan melintang (benang pakan) secara bergantian.

Koleksi casual modest wear ini mengaplikasikan gaya era 1960-an dengan siluet A-line dan bentuk geometris, dipadukan dalam mini dress serta mini skirt berdesain minimalis dengan warna cerah dan motif kontemporer. Detail sulaman memberikan sentuhan eksklusif pada koleksi ini. Warna-warna yang terinspirasi dari alam semesta menciptakan suasana tenang dan nyaman.

 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement