Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Nyadran Jelang Ramadhan, Ribuan Orang Ziarah ke Makam Sewu Pandak Bantul

Yohanes Demo , Jurnalis-Senin, 04 Maret 2024 |20:04 WIB
Nyadran Jelang Ramadhan, Ribuan Orang Ziarah ke Makam Sewu Pandak Bantul
Nyadran, salah satu tradisi unik menyambut bulan Ramadhan oleh masyarakat Jawa (Foto: Yohanes Demo/MPI)
A
A
A

Awalnya, kata dia, Panembahan Bodho adalah orang pertama yang dimakamkan di tempat tersebut. Karena areanya luas, makam tersebut digunakan untuk menguburkan keluarga Panembahan dan warga sekitar sehingga bertambah banyak.

"Kenapa sewu? Zaman dulu hitungan sewu itu sudah banyak banget, jadi semuanya yang istilahnya banyak dan tidak terbatas itu sewu, belum ada istilah juta maupun milyar. Makanya makam sewu itu makam yang banyak," imbuh Hariyadi.

Hariyadi mengatakan, tradisi nyadran sendiri merupakan penggabungan dari budaya Islam dan Hindu Jawa. Hal ini tampak pada jenis sesajian yang menyerupai orang Hindu namun memiliki makna atau filosofi Islam.

Tradisi Nyadran di Bantul

(Foto: Yohanes Demo/MPI)

"Tapi maknanya tidak seperti mereka, kita maknanya untuk sedekah. Seperti nasi uduk, nasi putih, ada ingkung sebagai simbol dari pengorbanan diri, dipecah dan dinikmati bareng-bareng anak cucu," ujarnya.

"Selanjutnya ketan, kolak dan apem. Ketan itu kotokan, kotokan itu artinya kesalahan, apem itu afwan, afwan itu pengampunan. Jadi dengan ubo rampe itu diharapkan semua kesalahan yang sudah meninggal itu diampuni," pungkas dia.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement