Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Kebiasaan Menjengkelkan Penumpang Pesawat yang Kerap Bikin Naik Pitam

Narissa Nurulita Pamuji , Jurnalis-Sabtu, 24 Februari 2024 |11:04 WIB
10 Kebiasaan Menjengkelkan Penumpang Pesawat yang Kerap Bikin Naik Pitam
Ilustrasi (Foto: Pixabay)
A
A
A

SETIAP kali bepergian, selalu ada risiko untuk bertemu dengan perilaku dari orang-orang tidak menyenangkan di sepanjang perjalanan.

Sebuah survei baru menyelidiki jenis perilaku yang paling kerap membuat jengkel para pelancong, dan di antaranya berkaitan dengan kesehatan dan kebersihan serta mengganggu ruang pribadi orang lain.

Melansir dari AFAR, sebuah situs pelacakan penawaran penerbangan, Going, baru-baru ini mensurvei 2.695 pelancong tentang ke mana dan bagaimana mereka berencana untuk bepergian tahun ini, serta apa yang mereka sukai dan tidak sukai, untuk laporan State of Travel 2024.

Menurut temuan tersebut, mereka yang tertarik untuk menciptakan lingkungan perjalanan yang lebih nyaman bagi semua orang mungkin ingin berpikir dua kali sebelum menggunakan kursi sesama penumpang sebagai pengungkit, menyetel musik di perangkat seluler, atau melepas sepatu.

Perlindungan terhadap penyakit mudah menular masih menjadi hal yang penting sejak pandemi Covid-19 lalu bagi para pelancong.

Mereka pasti tidak ingin jatuh sakit saat berada di jalan (atau di udara). Hal yang paling membuat kesal para pelancong adalah ketika ada penumpang lain yang batuk atau jelas-jelas sakit dan tidak mengenakan masker, menurut survei tersebut.

"Apakah Anda orang yang suka duduk di dekat jendela atau lorong?" Going juga bertanya kepada para pelancong dan menemukan bahwa mayoritas pelancong lebih memilih untuk bersantai dengan pemandangan di kursi dekat jendela (53 persen), sementara 46 persen lebih memilih kemudahan untuk masuk dan keluar dari kursi lorong.

Infografis Etika Dasar di Pesawat

Mengenai waktu yang mereka pilih untuk terbang, 54 persen responden mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk memesan penerbangan di pagi hari.

Survei ini menemukan bahwa pemulihan pasca-pandemi dalam perjalanan tidak lambat, sebanyak 54 persen responden mengindikasikan bahwa mereka berencana untuk melakukan lebih banyak perjalanan internasional pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023.

Hambatan utama untuk melakukan perjalanan adalah kurangnya waktu (29 persen) dan masalah keuangan (25 persen).

Saat ditanya "apakah mereka lebih suka mendapatkan kenaikan gaji tahunan sebesar USD5.000 atau dua

minggu liburan tambahan?", 56 persen responden mengatakan bahwa mereka lebih suka mendapatkan lebih banyak waktu libur.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement