MENYUSUL kesuksesan debutnya di tahun 2022, Meat & Livestock Australia (MLA) kembali menggelar National Butchery and Cooking Competition edisi kedua. Tahun ini MLA berkolaborasi dengan Trade and Investment Queensland (TIQ).
Kompetisi ini telah menjadi platform utama untuk menampilkan bakat chef Indonesia dan memperdalam pengetahuan mereka tentang dunia daging sapi Australia. MLA Regional Manager South-East Asia, Valeska, mengatakan kembalinya digelar acara ini karena antusiasme peserta sangat besar.
Pihaknya kembali ini membuka kesempatan kepada para chef muda dan chef profesional Indonesia untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang berbagai potongan daging sapi yang dapat diolah melalui berbagai metode memasak.
BACA JUGA:
“Kami melihat bahwa Indonesia memiliki banyak potensi baik dalam hal bakat maupun industri,” kata Valeska saat ditemui MNC Portal dalam konferensi pers di Raffles Hotel, Kamis (30/11/2023)

“Hal ini dapat bermanfaat bagi talenta dan industri sebagai wadah mereka untuk memberikan produk berkualitas kepada konsumen sambil mempelajari daging sapi Australia yang terbaik,” imbuhnya.
Kompetisi ini sendiri, diketahui diikuti oleh para chef yang dibagi dalam dua kategori, yakni kategori chef muda dari sekolah kuliner atau pariwisata dan chef professional, yang datang dari empat kota besar di Indonesia, Jakarta, Bali dan Indonesia Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Pada kesempatan yang sama, Trade and Investment Queensland Director, Ben Giles, mengatakan lewat acara ini pihaknya ingin menempatkan produk daging sapi dari Queensland, sebagai pilihan utama dalam benak konsumen untuk daging sapi.
“Kami juga berupaya memberikan informasi mengenai variasi dan kualitas potongan daging sapi yang beragam di kalangan para chef berbakat,” katanya
Pertukaran keahlian gastronomi selama acara ini tidak hanya mendukung pengembangan keterampilan, tetapi juga membangun hubungan yang langgeng di tengah lanskap kuliner yang terus berkembang di Indonesia,” tutur Ben.
Sementara itu, Chef Stefu Santoso mengatakan acara ini tidak hanya sekedar kompetisi tapi juga memberikan edukasi dan pelatihan pemotongan daging untuk membekali para peserta dengan pengetahuan tentang potongan daging sapi Australiac serta teknik pemotongan daging sebelum kompetisi memasak berlangsung.
“Setiap edisi selalu ada feedback peserta tujuannya untuk edukasi. Jadi kompetisi ini nggak hanya menang kalah tapi juga eduksi. Sehari sebelum lonba ada workshop, kita kenalkan ke mereka terkait memotong seperti apa yang saya tunjukan. Edukasinya cukup besar, gak hanya masalah pemenang,” pungkas Chef Stefu.
Pada babak grand final ini, terlihat para peserta membuat menu masakan Indonesia menggunakan potongan daging sapi dari top sirloin, primal loin atau sub-primal sirloin. Ini adalah otot besar di bagian pinggul hewan yang sering dikonsumsi karena penuh citarasa.
Penilaian kompetisi grand final meliputi beberapa kriteria termasuk rasa, yang merupakan 50 persen dari poin penilaian, kemudian presentasi, persiapan profesional, kebersihan dan sisa makanan, mise-en-place dan metode kerja, serta pelayanan.
Total hadiah untuk para pemenang adalah sebesar Rp15juta dengan rincian Juara 1 masing-masing kategori mendapatkan Rp7,5juta , Juara 2 masing-masing kategori mendapatkan Rp 5juta, dan Juara 3 masing-masing kategori mendapatkan Rp 2,5juta
(Rizky Pradita Ananda)