Pembenahan homestay
Sebagai orang yang mendapat amanah di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, ia menyatakan ketersediaan tempat tinggal atau penginapan bagi tamu menjadi perhatian yang sangat serius dan menjadi penarik bagi pelancong yang akan menghabiskan hari liburnya di sebuah kawasan.
Saat melawat ke Pulo Breuh tepatnya di Gampong Gugop, Almuniza dan rombongan telah jauh hari memesan homestay milik warga dan gampong setempat. Pemanfaatan bangunan milik warga setempat tersebut merupakan bagian dari pihaknya memastikan fasilitas yang tersedia dapat memenuhi kriteria diterapkan.
“Artinya, para pelancong yang akan berlibur ke Pulo Aceh tidak perlu khawatir akan penginapan karena saat ini ada homestay yang dapat disewa oleh para tamu yang berkunjung ke Pulo Breuh khususnya,” kata Almuniza.
Pihaknya akan ikut memberikan pelatihan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di daerah Pulo Breuh khususnya dalam pengelolaan dan standar yang perlu dipenuhi sebagai sebuah homestay.
“Alhamdulillah untuk tempat penginapan yang kita tempati sangat lumayan dan ini juga akan terus kita lakukan pembenahan dalam upaya memberikan kenyamanan kepada seluruh tamu yang datang berlibur ke sini,” katanya.
Penggiat wisata Pulo Breuh Fauzi menyatakan saat ini ada empat gampong salah satunya Gugop telah memiliki homestay dalam upaya ikut serta mendukung dan mengembangkan pariwisata di daerah itu.
Bagi pelancong yang ingin berwisata ke Pulo Breuh khususnya untuk menikmati pemandangan dari Menara Mercusuar Willem’s Toren III tidak perlu khawatir akan ketiadaan tempat istirahat, karena masyarakat di sana telah menyediakan penginapan dari harga Rp150 ribu sampai Rp200 ribu per malam.
Ada beragam destinasi wisata yang tak boleh dilewatkan saat bertandang ke daerah yang perjalanannya harus melalui kapal nelayan tersebut seperti Pantai Balu, Ujung Peuneut, Lambaro, Goh Cumok, Ujung Peunun, dan yang paling indah yang tak terlewatkan adalah surga tersembunyi di ujung pulau yakni Meulingge.
Selain itu juga ada sport diving dan surfing yang tidak boleh dilewatkan saat bertandang di sana dan yang paling tak boleh dilewatkan saat bulan Agustus adalah melihat langsung penyu langka jenis belimbing bertelur.
“Saat ini kita juga sedang mengembangkan Kawasan Ekowisata Pasie Weung yang merupakan tempat penangkaran penyu. Ini juga menjadi salah satu penarik bagi pelancong untuk datang melihat langsung proses penyu bertelur,” katanya.