Sebaliknya, penderita sindrom Stockholm malah akan benci pada pihak yang membantu lepas dari pelaku kejahatan, seperti polisi, pemerintah, atau siapa pun. Mereka mulai merasakan sisi kemanusiaan pelaku.
Ada beberapa situasi yang membuat sindrom Stockholm muncul, dikutip dari Healthline, Jumat (2/9/2022).
1. Hubungan kasar
Individu yang dilecehkan dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan pelakunya. Pelecehan seksual, fisik, dan emosional, serta inses, dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
2. Pelecehan anak

Pelaku sering mengancam korbannya dengan menyakiti, bahkan kematian. Korban mungkin mencoba untuk tidak membuat marah pelaku dengan menjadi patuh. Pelaku juga dapat menunjukkan kebaikan yang dapat dianggap sebagai perasaan yang tulus. Hal ini selanjutnya dapat membingungkan anak dan menyebabkan mereka tidak memahami sifat negatif dari hubungan tersebut.
3. Perdagangan seks
Orang-orang yang diperdagangkan seringkali bergantung pada pelakunya untuk kebutuhan, seperti makanan dan air.
4. Pelatihan pada atlet
Menjadi atlet olahraga adalah cara yang bagus bagi orang untuk membangun keterampilan dan hubungan. Sayangnya, beberapa dari hubungan itu pada akhirnya mungkin negatif. Teknik pelatihan yang keras bahkan bisa menjadi kasar. Atlet mungkin mengatakan pada diri sendiri bahwa perilaku pelatih mereka adalah untuk kebaikan mereka sendiri. Padahal bisa saja termasuk hubungan abusive.
(vvn)
(Kemas Irawan Nurrachman)