ADA sederet alasan mengapa perempuan Jawa adalah calon istri yang layak diperjuangkan untuk dinikahi. Hal ini memang berkaitan dengan sikap dan karakter yang bisa menentukan kenyamanan serta kebahagiaan dalam hubungan.
Menikah merupakan momen yang dinantikan banyak orang. Sebelum menikah hal paling penting tentu saja memilih pasangan yang cocok untuk jadi pendamping hidup.
Jika memilih perempuan dari suku Jawa, maka ada keberuntungan tersendiri karena ada sederet alasannya.
BACA JUGA:5 Sebutan untuk Perempuan dalam Masyarakat Jawa, Berikut Maknanya
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini lima alasan mengapa perempuan Jawa layak diperjuangkan sebagai calon pendamping.
1. Kalem dan Penurut
Perempuan Jawa dikenal sebagai pribadi yang kalem, atau tidak banyak bertingkah. Pembawaannya selalu tenang, dalam keadaan apapun.Selain itu, orang Jawa juga dikenal penurut.
Misalnya saja Nagita Slavina dan Paula Verhoeven, kedua selebritis ini adalah keturunan Jawa asli, serta dikenal publik sebagai istri yang nurut dengan suaminya. Maka tak heran jika rumah tangga dan kariernya kian sukses.
2. Ramah dan Sopan
Perempuan Jawa juga dikenal dengan ramah tamah kepada siapa saja, khususnya kepada calon mertua dan keluarganya. Bentuk kesopanan yang ditunjukan salah satunya, yaitu terlihat dari tutur katanya halus, serta nadanya lembut.
Mereka juga sopan terhadap siapa saja, termasuk kepada orang yang dianggap paling dituakan atau dihormati. Ketika melewatinya, perempuan Jawa akan sedikit membungkukkan tubuhnya sebagai tanda kesopanannya.
BACA JUGA:Catat! Ini 7 Karakter Orang Jawa yang Jadi Kunci Rahasia Kesuksesan Mereka
3. Sederhana
Dalam bersikap, penampilan hingga kehidupan sehari-hari sebagian Perempuan Jawa memiliki karakter seperti itu. Hal tersebut karena mereka sadar, jika bersikap berlebihan khawatir akan menimbulkan ketidak sukaan orang lain.
Di lingkungannya, mereka akan disukai oleh masyarakat karena karakternya tersebut. Meskipun kehidupannya serba berkecukupan, tapi tidak gengsi dan tetap memperlihatkan kesederhanaan.
Begitu pula dengan pasangannya, mereka akan memaknai istilah "Nrima". tak banyak menuntut di sini bukan berarti pasrah. Melainkan melapangkan hatinya atau legowo, karena mereka meyakini ada hikmah dan nikmat di balik semuanya.