Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hutan Pelawan Namang, Benteng Terakhir Satwa Endemik dan Pohon Langka

Antara , Jurnalis-Senin, 11 April 2022 |15:00 WIB
Hutan Pelawan Namang, Benteng Terakhir Satwa Endemik dan Pohon Langka
Kawasan wisata Hutan Pelawan Namang di Bangka Tengah, Bangka Belitung (Antara)
A
A
A

Nama hutan itu berasal dari nama flora famili Myrtaceae yang paling banyak ditemui di sana, yaitu pelawan (Tristaniopsis merguensis Griff). Pohon pelawan ditemukan di hutan-hutan di Pulau Bangka dan Belitung yang menghasilkan kayu berwarna merah dan dulu kebanyakan digunakan untuk bahan bangunan, bahan pembuat kapal, ajir perkebunan lada dan kayu bakar.

Pohon pelawan dijadikan rumah bagi koloni lebah liar (apis dorsata) yang menghisap serbuk bunga pohon itu dan madu yang dihasilkan oleh lebah liar ini berasa pahit.

Sarang madu itu biasa menghasilkan 200-300 mililiter madu dan dijual seharga Rp200.000 hingga Rp300.000.

Fauna yang hidup di dalam Hutan Pelawan terdiri dari berbagai jenis burung dan reptilia. Menurut Zaiwan, di waktu malam akan keluar hewan tarsius bangka (Tarsius bancanus Horsfield) atau yang di dalam bahasa setempat disebut muntilin.

Burung-burung liar yang terbang mencari makan setelah subuh dan di malam hewan nokturnal serupa burung hantu, musang, kancil, dan beberapa hewan kecil lainnya juga muncul.

Aktivitas pertambangan bijih timah dan perkebunan menjadi ancaman bagi pelestarian hutan yang menjadi rumah bagi hewan endemik itu.

Kebijakan, regulasi dan aturan dari pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk memagar hutan tetap menjadi rimba belantara yang terpelihara untuk keberlangsungan hidup makhluk Allah di muka bumi.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement