Negara-negara anggota regional Asia Tenggara WHO sebenarnya sudah mendorong Perencanaan Baru untuk pendanaan penanggulangan TB periode 2021-2025. Hanya saja ada intervensi yang membutuhkan prioritas saat ini yakni, pandemi Covid-19 yang mengalihkan fokus komitmen penanggulangan TB.
“Jelas kita harus menjawab tantangan ini dengan target USD3 miliar per tahun untuk penanganan TB di regional Asia Tenggara WHO,” tambah Prof. Tjandra.
Pendanaan ini nantinya akan fokus pada tiga poin yakni, pengembangan vaksin TB yang lebih baik, kedua adalah memperkenalkan serta mengimplementasikan obat dan regimen obat TB yang memiliki efikasi lebih baik. Serta yang ketiga, menyediakan alat diagnostik dengan kemampuan diagnosa yang lebih cepat dan lebih komplit seperti, platform GeneXpert dan genome sequencing.
“Apabila kita tidak investasi untuk penanggulangan TB sekarang, kita akan lebih banyak merugi di masa depan,” pungkas Prof. Tjandra.
(Dyah Ratna Meta Novia)