Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, agar bisa mencapai target eliminasi TB di 2030 mendatang, investasi pada penanggulangan TB merupakan tantangan yang harus segera teratasi.
"Pentingnya investasi penanggulangan TB ini adalah untuk mengembangkan alat diagnostik TB yang baru, vaksin yang lebih efektif, juga regimen obat TB yang lebih sedikit, berkualitas tinggi, dan terjangkau harganya," ujarnya.
“Pada Global TB report 2021 disebutkan bahwa kebutuhan dana untuk mencegah, mendiagnostik, dan merawat pasien TB di 137 negara berpendapatan menengah ke bawah perlu sedikitnya USD13 miliar. Kendati begitu capaian pendanaan untuk penanggulangan TB sejak 2015-2020 hanya sepertiga dari target tersebut,” ujar Prof. Dr. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.
Kendati begitu jumlah pendanaan untuk penanggulangan TB di regional Asia Tenggara WHO pada 2021 lalu, baru mencapai USD1 miliar dari target investasi sebesar USD1,39 miliar.
“Sebenarnya target pendanaan USD1,39 miliar ini masih belum menggambarkan secara nyata kebutuhan untuk penanggulangan TB di regional Asia Tenggara WHO. Dibutuhkan estimasi pendanaan sebesar USD3 miliar untuk penanggulangan TB di regional Asia Tenggara WHO,” ujar Prof. Tjandra.