BIASANYA cokelat dijadikan hidangan penutup atau camilan, karena rasanya manis dan dapat memperbaiki suasana hati. Namun jangan salah, ternyata cokelat juga sangat cocok diolah menjadi main course atau hidangan utama. Diolah dengan kondimen lainnya, sehingga menciptakan sensasi makan cokelat yang berbeda.
Misalnya sajian cokelat dalam fine dining di Amuz Gourmet Restaurant, berkolaborasi dengan Embassy Chocolate, brand cokelat couverture dari Indonesia. Menyuguhkan hidangan spesial dan mewah terbuat dari cokelat.

Beragam hidangan mulai dari amuse-bouche, salad, dua main course, pre-dessert, dan dessert diracik menggunakan cokelat dengan karakteristik, kegunaan, dan ciri khasnya masing-masing.
Chef Founder/Operation Director at AMUZ Gourmet Group, Chef Gilles Marx mengatakan, bahwa olahan fine dining ini sengaja menggunakan cokelat dengan karakteristik yang khas. Membuat hidangan semakin lezat, dikombinasikan bersama steak dan salmon.
Proses tersebut menghasilkan 6 menu diantaranya: Light Creamed Mushroom Cappuccino, Rare seared Sashimi Grade Tuna Carpaccio, Oven Roasted Norwegian Salmon Back, Grilled Black Angus Prime Beef Tenderloin, Equatorial Cannoli with Zen Coconut and Mango Chantilly, dan Cinnamon Scented 75 persen Chocolate Jelly, Azalea Coffee Mousse & Oceanic-Hazelnut Crèmeux.

“Contohnya pada hidangan Oven Roasted Norwegian Salmon Back. Hidangan ini menghadirkan white wine sauce yang dibuat dengan campuran Embassy Zen White Chocolate 33 persen untuk memberikan sedikit rasa sweetness dan creaminess,” kata Chef Gilles Marx di AMUZ Gourmet Restaurant, SCBD, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
BACA JUGA :
Kemudian pada menu Grilled Black Angus Prime Beef Tenderloin, hidangan ini menggunakan Embassy Continental Blend Dark Chocolate Couverture 75 persen dalam sausnya. Flavor bittersweet/tannic dari cokelat ini mendukung rasa daging yang rich dan peppery-grilled. Lapisan cokelat yang rich melengkapi daging, sumsum tulang dan puree wortel.
BACA JUGA :
Ia menjelaskan, proses mengembangkan menu dimulai dengan mencicipi berbagai cokelat, dan mengenali flavor profile masing-masing cokelat. Hal ini akan memicu ide untuk berbagai kombinasi yang berbeda, kemudian diuji dan dikembangkan hingga mendapat hasil yang diinginkan.
“Berdasarkan hasil yang didapat, kami merancang menu yang menunjukkan tidak hanya kualitas dan karakter tiap cokelat, tetapi juga tingkat spesifikasi dan kualitas dari bahan serta kepribadian dari Chef yang membuatnya,” terangnya.