Menurut Young, pada awal abad ke-20 ritual tersebut berkembang menjadi kegiatan di luar ruangan terutama bagi pasangan yang akan menikah selama musim panas. Maka mulai melibatkan kegiatan lain seperti pillorying dan tar feathering.
Seiring berjalannya waktu, kebiasaan itu membuat pasangan melarikan diri tetapi mereka akhirnya di tangkap dan dihitamkan.
Hal ini diyakini telah kehilangan relevansinya sebagai ritual pembersihan dan menjadi lebih dari ritual mengotori dengan makna kiasan.
(Rizka Diputra)