Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Paris, Pusat Mode Dunia dan Redupnya Gairah Pariwisata

Firziana Zahra , Jurnalis-Sabtu, 28 Agustus 2021 |18:03 WIB
Paris, Pusat Mode Dunia dan Redupnya Gairah Pariwisata
Suasana jalanan Kota Paris, Prancis (Foto: Instagram/@patrickcolpron)
A
A
A

JUMLAH wisatawan yang berkeliaran di jalanan Kota Paris pada musim panas tahun ini terbilang sangat rendah. Kota berjuluk 'City of Light' itu telah dikunjungi antara 3,6 juta dan 4,7 juta pengunjung pada Juni dan Agustus.

Angka tersebut turun dari 10 juta pada 2019 silam sebelum pandemi Covid-19 muncul dan menghancurkan perjalanan internasional. Bahkan tercatat hanya 2,6 juta turis mengunjungi Paris tahun 2020 lalu.

"Dengan klien dari jauh tidak datang, dampaknya cukup besar," ungkap Direktur Perusahaan Perjalanan Protourisme, Didier Arino kepada AFP.

Prancis melonggarkan aturan perjalanannya menjelang musim panas, menempatkan negara-negara dalam sistem kode warna merah, oranye dan hijau yang menentukan apakah pengunjung perlu melakukan tes Covid-19 sebelum tiba maupun dikarantina pada saat kedatangan.

Museum dan tempat budaya lainnya dibuka kembali setelah lama ditutup, meski begitu, pengunjung harus menunjukkan bukti vaksinasi dan tes negatif Covid-19. Namun, jumlah pengunjung Kota Paris nyatanya masih mengecewakan.

Arino mengatakan, tingkat hunian di hotel-hotel di Paris lebih buruk daripada di tempat lain di Prancis, dengan pendapatan turun 60 persen.

Baca juga: Menara Eiffel Paris Kembali Dibuka, Pengunjung Rela Antre untuk Masuk

Menara Eiffel

(Foto: Instagram/@patrickcolpron)

Romain Jouhaud, selaku bos perusahaan penyedia jasa wisata dengan mobil klasik Prancis mengatakan, ia hanya memiliki 120 pelanggan musim panas ini dibanding 360 orang pada 2019. Sebagian besar kliennya berasal dari Amerika Serikat dan Australia.

"Kami mencoba untuk mendapatkan lebih banyak klien Prancis tetapi masalah kami adalah harga rata-rata kami sedikit tinggi," kata dia.

Ia mencatat bahwa orang Prancis biasanya membelanjakan uangnya lebih sedikit ketimbang orang asing.

Pemandu wisata juga menderita karena tidak adanya turis, dengan aktivitas turun lebih dari 80 persen di wilayah Ile-de-France, yang meliputi Paris, menurut asosiasi pemandu Federation Nationale Des Guides Interpretes (FNGIC).

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement