WISATAWAN di Paris bisa melihat momen unik di mana Arc de Triomphe, salah satu monumen paling ikonik di Ibu Kota Prancis akan ditutup kain selama beberapa minggu ke depan.
Kreasi terakhir dari mendiang seniman Christo, Arc de Triomphe ditutupi kain biru keperakan seluas 270.000 kaki persegi dan membutuhkan tali merah sepanjang 23.000 kaki. Penyelesaiannya butuh waktu 12 minggu.
Baca juga: Melihat Keindahan Paris dari Puncak Arc de Triomphe
Melansir dari Travel+Leisure, Kamis (23/9/2021), proyek bernama ‘Wrapped’ ini seharusnya dilaksanakan pada musim gugur 2020, tetapi tertunda karena pandemi COVID-19.
Proyek Wrapped awalnya direncakan oleh Christo dan istrinya serta mitra artistik Jeanne-Claude pada 2009. Tapi, Christo meninggal dunia pada Mei 2020.

Saat Arc de Triomphe ditutup kain (Instagram @arcdetriomphe_paris)
Saat itu, Mereka mulai berencana untuk membungkus Arc de Triomphe dengan kain pada tahun 60-an, ketika mereka tinggal dekat dengan Champs-Élysées.
"Hingga nafas terakhirnya, Christo bekerja tanpa lelah pada proyek ini, 'pameran sementara' terakhirnya," kata Simon Shaw, Wakil Ketua Divisi Seni Rupa Global di Sotheby's kepada designboom.
Baca juga: Kunjungi Menara Eiffel dan Museum di Prancis, Turis Wajib Punya Paspor COVID-19
"Dan karya-karya orisinal ini memang membuka jendela ke imajinasi magis mendiang seniman, kegembiraan dan keajaiban yang dia temukan dalam mempersiapkan instalasinya yang paling ambisius."
Pekerjaan itu didanai oleh keponakan Christo, Vladimir Yavatchev, senilai USD16,5 juta atau sekira Rp241 miliar.
"Tantangan terbesar bagi saya adalah Christo tidak ada di sini. Saya merindukan antusiasmenya, kritiknya, energinya, dan semua hal ini. Bagi saya, itu benar-benar tantangan terbesar," kata Yavatchev kepada Reuters.