Pandemi membuat orang harus membatasi kegiatan sehari-hari, termasuk dalam bekerja. Banyak perusahaan memberlakukan sistem Work From Home atau WFH.
Data dari BPS Juni 2020 menyebutkan 39,09 persen karyawan bekerja dari rumah sejak awal pandemi, sementara 34,76 lainnya menjalani kombinasi WFH dan bekerja dari kantor secara bergantian.
WFH bukan hanya berhasil membatasi mobilitas masyarakat sebagai bagian dari penanganan pandemi covid-19, tetapi juga menghindarkan orang dari stres dan kelelahan akibat perjalanan pulang pergi kantor. WFH juga memungkinkan orang menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan menyalurkan hobi.
Di sisi lain, WFH menghilangkan batas antara waktu kerja dan waktu pribadi. Sebuah penelitian dari World Economy Forum mengungkapkan tiga kesimpulan, yaitu jam kerja lebih panjang, lebih banyak e-mail yang dikirimkan, dan waktu meeting lebih singkat. Banyak karyawan mengaku lebih lelah karena harus melakukan pekerjaan kantor dan rumah tangga secara bersamaan.
Akibatnya, banyak karyawan kelelahan mental. Kondisi kelelahan atau burnout akibat WFH adalah fenomena nyata. Dibutuhkan cara tepat untuk mengatasi kejenuhan atau burnout akibat WFH.