Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tur Virtual Kini Bukan Sekadar Tren, tapi Jadi Kebutuhan

Antara , Jurnalis-Rabu, 10 Maret 2021 |14:30 WIB
Tur Virtual Kini Bukan Sekadar Tren, tapi Jadi Kebutuhan
Candi Borobudur (Foto: Blamethemonkey)
A
A
A

SATU tahun berlalu sejak kasus Covid-19 pertama di Indonesia, membuat warga berhadapan pada kenyataan hidup mereka takkan sama seperti dulu.

Kebebasan bepergian ke mana saja tanpa mengkhawatirkan soal penularan virus yang bisa terjadi jika lalai menerapkan protokol kesehatan sudah terenggut. Namun, manusia selalu punya jalan keluar alias solusi bila berada di bawah tekanan.

Inovasi pun bermunculan. Terbukti dari dunia pariwisata muncul tren tur virtual, membuat orang-orang bisa merasa bepergian dari rumah selama terhubung dengan internet.

Pendiri Wisata Kreatif Jakarta, Ira Lathief, berpendapat bahwa tur virtual bukan lagi tren, melainkan bagian yang kini tidak bisa terpisahkan dari dunia wisata.

"Saya merasa yakin tahun 2021 orang tetap menilai wisata virtual sebagai alternatif, bahkan juga bisa buat pelengkap travel-travel agent yang mau melakukan tur ke sana," ujar Ira.

Ia menambahkan, tur virtual juga banyak diminta oleh sekolah-sekolah yang tidak bisa menyelenggarakan karyawisata. Ira biasanya mengajak serombongan pelancong untuk berjalan kaki menyusuri sejumlah tempat di Jakarta dengan tema yang beragam. Menjelajahi Little India di Pasar Baru, makanan khas Timur Tengah di Cikini sampai berburu jajanan Imlek di Glodok.

Baca juga: Yuk Isi Liburan dengan Tur Virtual ke Museum di Jakarta

Berkat internet, semuanya bisa dijelajahi dan diulik. Ira tidak cuma membuat tur virtual bertema jalan-jalan, dia juga kerap membuat tema khusus, seperti yang berhubungan dengan edukasi, disesuaikan dengan siapa pesertanya. Suatu saat bila kondisi dunia kembali pulih, dia meyakini tur virtual tetap eksis sebagai pelengkap pariwisata.

Kesempatan promosi wisata lokal

Secanggih apapun tur virtual, memang takkan bisa menggantikan pengalaman datang langsung ke tempat yang diinginkan, mengeksplorasi semuanya dengan panca indera.

Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Alexander Reyaan mengatakan, kepuasan wisatawan ada pada pengalaman yang dirasakan panca indera ketika mendatangi tempat yang dituju.

"Tapi karena lagi pandemi, mobilitas masyarakat untuk bisa wisata dibatasi, maka untuk melengkapi kebutuhan masyarakat pada saat pandemi muncullah wisata virtual," kata Alexander.

Baca juga: 7 Wisata Virtual Terbaik yang Bisa Dinikmati pada 2021

Sepanjang masyarakat belum bisa bebas bepergian, wisata virtual menjadi kebutuhan untuk memuaskan dahaga jalan-jalan. Setelah nanti pandemi usai, dia memperkirakan tur virtual masih tetap akan ada, namun untuk kebutuhan-kebutuhan khusus.

Tapi alternatif ini merupakan peluang untuk menggenjot promosi pariwisata dalam negeri. Terlebih di tengah kondisi seperti ini memang wisatawan domestik yang bakal jadi andalan sebelum perbatasan negara bebas dibuka untuk wisatawan asing.

"Kita menganggap kalau wisata virtual ini strategi pemasaran untuk daya tarik wisata, saatnya kita provokasi wisatawan untuk datang kemudian hari," kata Chief Operating Officer Atourin, Reza Permadi Halim.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement