Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tur Virtual Kini Bukan Sekadar Tren, tapi Jadi Kebutuhan

Antara , Jurnalis-Rabu, 10 Maret 2021 |14:30 WIB
Tur Virtual Kini Bukan Sekadar Tren, tapi Jadi Kebutuhan
Candi Borobudur (Foto: Blamethemonkey)
A
A
A

Atourin awalnya fokus membantu pemakainya untuk membuat rencana perjalanan. Saat pandemi muncul, mereka menawarkan produk baru berupa wisata-wisata virtual.

"Sekarang berkembang ke B2B, seperti anak-anak sekolah, kantor yang tidak bisa outing, kegiatannya diganti secara virtual," lanjutnya.

Berdasarkan data kuartal 4 tahun 2020, Atourin menyelenggarakan 159 tur virtual yang menjangkau 1.555 peserta. Sepertiganya, komposisi terbesar, berlatar belakang swasta atau bisnis, diikuti kalangan akademisi, komunitas dan pemerintah.

Lebih dari setengahnya berdomisili di Pulau Jawa, sisanya dari Sumatra, Bali dan Nusa Tenggara. Sebagian kecil dari pulau-pulau lain, ada pula segelintir dari mancanegara. Tujuan wisata virtualnya bermacam-macam, tapi setengahnya didominasi jalan-jalan ke tempat di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Ketimbang mencari informasi sendirian di dunia maya, mengikuti wisata virtual yang ditemani pemandu bisa menjadi cara efektif dalam menggodok rencana perjalanan mendatang, kata Reza. Peserta bisa mengintip tempat yang ingin dikunjungi, lalu bertanya sepuasnya kepada pemandu yang berasal dari daerah setempat.

"Dengan ikut tur virtual, orang jadi lebih tahu, cukup dua jam tahu mau ke mana sampai tempat makan di mana saja. Banyak informasi yang didapat dan hemat waktu," ujar Reza.

Pergeseran cara liburan ini menjadi peluang untuk para pemandu wisata yang kehilangan pekerjaan akibat lesunya pariwisata. Mereka bisa kembali beraksi meski interaksi berlangsung secara daring. Atourin punya pemandu lokal di semua provinsi.

Ekosistem bisa tercipta dengan melatih pemandu-pemandu wisata agar tidak gagap teknologi juga operator tur yang mengurus bagian teknis sehingga kualitas tur virtual semakin bagus. Awalnya, tidak semua pemandu wisata menyambut konsep jalan-jalan virtual. Tapi belakangan sebagian besar sudah beradaptasi dan terbiasa dengan konsep baru ini.

Berdasarkan data Atourin pada kuartal 4 tahun 2020, ada 1342 orang yang mengikuti pelatihan memandu secara virtual. Tema wisata yang dikuasai rata-rata berkenaan dengan alam, juga sejarah budaya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement