Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Perawat Meninggal karena Tangani Pasien COVID-19 Tanpa APD yang Layak

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Selasa, 12 Mei 2020 |10:02 WIB
Kisah Perawat Meninggal karena Tangani Pasien COVID-19 Tanpa APD yang Layak
Rekan perawat Celia Marcos berduka (Foto : Covid-19 News)
A
A
A

Sudah menjadi kewajiban seorang perawat untuk siap melayani masyarakat, termasuk pasien COVID-19. Sumpah profesi yang diambil di awal karier menjadi ucapan yang akan dipegang sampai kapanpun.

Celia Marcos, perawat di Hollywood Presbyterian Medical Center, menjalani tugasnya tanpa alat pelindung diri (APD) yang layak. Ya, ia melayani pasien COVID-19 tanpa perlindungan masker N95 dan itu yang membuatnya terpapar virus corona hingga akhirnya meninggal dunia.

Kisah pilu ini dilaporkan Los Angeles Times dan dalam keterangannya, Marcos diketahui merawat seorang pasien COVID-19 yang kesulitan bernapas dan meninggal dunia. Padahal, tempat jaga Marcos bukan area pasien COVID-19.

Saat pasien itu dinyatakan meninggal dunia, Marcos hanya dilindungi oleh masker bedah tipis. Perawat berusia 61 tahun itu tahu bahwa kompresi dada dan perawatan pernapasan lainnya yang dibutuhkan pasien sebelum meninggal kemungkinan besar akan memuntahkan partikel virus berbahaya ke udara yang bisa mendarat di wajah dan pakaiannya. Dia akan berisiko tinggi terkena virus corona.

Benar saja, Marcos meninggal di rumah sakit yang sama, tempat diia bekerja selama lebih dari 16 tahun. Marcos menjadi salah seorang dari setidaknya 36 petugas kesehatan di California yang tewas akibat COVID-19.

Perawat

Cerita lain mengenai kematian Marcos pun datang dari rekan sesama profesinya. Menurut perawat itu, kondisinya lebih suram dari tak memiliki N95.

"Sebagai perawat yang bertanggung jawab, Marcos diharuskan untuk menanggapi pasien yang berhenti bernapas, tetapi dia tidak dilengkapi dengan masker N95 pada awal shiftnya," kata rekan kerjanya yang identitasnya dirahasiakan. Masker itu langka dan siapa saja yang punya akan menggunakan masker tersebut berulang kali saking langkanya.

"Rumah sakit tidak memberi kami APD yang sesuai - N95 salah satunya," kata perawat itu. "Mengingat momen kematian Marcos itu terlalu menyakitkan bagi kita semua," kenangnya pilu.

"Saya adalah orang yang tepat di depan wajahnya," tulis Marcos dalam sebuah teks kepada keponakannya yang diulas oleh The Times. Khawatir terinfeksi, Marcos meletakkan pembersih tangan di rambutnya setelah meninggalkan kamar pasien, dan mandi segera setelah dia sampai di rumah, katanya dalam pesan tersebut.

Marcos pun sempat mengatakan kalimat pendek kepada rekan perawatnya saat dirinya menjadi pasien COVID-19 di rumah sakit tempatnya bekerja. "Saya tidak ingin mati," katanya lirih.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement