Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pengakuan Mantan Stripper Kulit Hitam, Biasa Show untuk Mafia hingga Tentara

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Selasa, 17 Desember 2019 |03:25 WIB
Pengakuan Mantan <i>Stripper</i> Kulit Hitam, Biasa <i>Show</i> untuk Mafia hingga Tentara
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Ia memutuskan untuk belajar di Institut Teknologi Mode, meskipun sebenarnya dia tidak memiliki minat di bidang itu. Alasan dia memilih tempat tersebut dipilih, karena pekerjaan sampingan yang ia jalani yaitu membuat pakaian untuk stripper dan bintang film dewasa di Times Square.

"Kebanyakan teman saya adalah gay, karena mereka tak pernah menilai hidup saya. Jadi, saya bertemu dengan mereka itu saat datang ke 'gay bar', kontes kecantikan waria, Crisco Disco, dan tempat-tempat yang menyajikan pertunjukan serupa," tuturnya.

Karena kehidupannya begitu bebas, dia pun merasa kekurangan kostum ketika bepergian. Untungnya ada seorang teman bernama Paris. Ia kerap menjual baju yang dicuri dari Bergdorf dan Lord and Taylors.

View this post on Instagram

“My mom threw me out of the house at seventeen for getting pregnant, then had me arrested when I tried to get my clothes. Then she fucked the head of parole to try to keep me in jail. She was some prime pussy back then. But the warden did some tests on me and found out I was smart, so I got a scholarship to go anywhere in New York. I chose the Fashion Institute of Technology, which I hated. But by that time I was already getting work making costumes for the strippers and porn stars in Times Square. All my friends were gay people, because they never judged me. All I did was gay bars: drag queen contests, Crisco Disco, I loved the whole scene. And I couldn’t get enough of the costumes. My friend Paris used to sit at the bar and sell stolen clothes from Bergdorf and Lord and Taylors, back before they had sensor tags. So I had the best wardrobe: mink coats, 5 inch heels, stockings with seams up the back. I looked like a drag queen, honey. One night a Hasidic rabbi tried to pick me up because he thought I was a tranny. I had to tell him: ‘Baby, this is real fish!”

A post shared by Humans of New York (@humansofny) on

Barang curian yang berhasil diambil Paris, biasanya koleksi yang sangat cantik dan mewah. Makanya, Tanqueray kerap mengenakan pakaian layaknya orang kaya padahal itu adalah barang curian yang ia beli di temannya tersebut.

Sebagai contoh pakaian seperti mantel bulu, heels 13 cm, atau stocking dengan jahitan di belakang. Bahkan, karena dia sering bersama dengan beberapa orang menganggap Tanqueray adalah waria.

"Suatu malam, seorang rabi Hasid mencoba menjemputku karena dia mengira aku adalah seorang transgender. Saya kemudian memberitahunya: ‘Sayang, ini ikan (Miss V) sungguhan!'," ceritanya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement