Menurut Dr Zhang, anak tersebut hanya takut dihukum oleh orangtuanya. Maka dari itu sang anak menyembunyikan kebenaran tentang kebiasaannya meminum bubble tea.
“Kondisi anak ini sangat parah. Sudah pasti dia mengonsumsi mutiara tapioka dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang lama,” ujar dokter tersebut seperti yang Okezone kutip dari Straits Times, Sabtu (8/6/2019).

Dokter Zhang kemudian memberikan resep obat pencahar untuk anak tersebut. Tujuannya agar sembelitnya berkurang. Sementara itu, dokter lain memperingatkan tentang masalah yang bisa ditimbulkan jika terlalu sering mengonsumsi bubble tea.
Topping bubble tea yang terbuat dari pati sehingga sulit untuk dicerna tubuh. Belum lagi sejumlah gerai yang menjual minuman tersebut ada yang dengan sengaja menambahkan pengental dan pengawet ke mutiara. Mengonsumsi topping tersebut secara terus-menerus dapat menyebabkan masalah pencernaan.
(Utami Evi Riyani)