Sembari mengayun anak, para orangtua berebut bendera hiasan ayunan. Isinya berupa makanan ringan dan telur rebus.
Setelah berayun, para bayi kemudian digendong orangtua. Mereka kemudian berbaris dan ditepungtawari oleh tokoh agama. Anak-anak juga mendapat Alquran sebagai hadiah.
"Ini sudah tiga kali saya ikut Baayun. Harapannya semoga anak sehat selalu, semoga anak murah rezeki tidak melawan pada orang tua, menurut ajaran nabi Muhammad. Semoga tahun depan lebih meriah lagi," ujar Siti Khadijah (38) salah satu orangtua yang ikut prosesi Baayun.
Baayun di hamparan Perak terus dilestarikan. Kegiatannya juga rutin setiap tahun. Tepatnya ketika Maulid Nabi.
Acara baayun di sana tidak hanya diikuti oleh suku Banjar. Banyak etnis dari suku lainnya yang juga turut serta. Selain untuk anak, Baayun juga mengingatkan pada pentingnya silaturahmi dalam kehidupan.
(Santi Andriani)