Di Sumatera Utara, acara Baayun dilaksanakan dengan para Banjar perantau. Kata tokoh adat setempat, ini sudah dilakukan turun temurun.
"Sejak jaman belanda, mula-mula orang orang Banjar yang merantau ke Tanah Deli, di Sumatera Utara. Setiap ada anak yang lahir di tepung tawar, diayun pada hari Maulid. Dalam agama disebut Tafaul atau optimis, mudah mudahan dapat berkah dari Allah SWT mudah mudahan dapat mengikuti ajaran Rasuluaalh. Sudah besar dididik dengan ajaran agama Islam,"terang Husni.
Jumlah 111 ayunan yang digunakan pada acara itu, disesuaikan dengan jumlah bayi yang akan diayunkan pada perayaan tersebut.
Setiap ayunan diisi seorang bayi dan didampingi kedua orangtuanya. Seorang tokoh adat mengarahkan acara. Memberikan aba-aba untuk mengayun anak.
Saat diayun, anak-anak juga diperdengarkan senandung pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Karena memang Baayun adalah bentuk pujian dan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad.