"Total ada 111 ayunan. Semuanya dibuat dari kain jaring batik tersusun,"kata Tokoh Masyarakat Banjar- Hamparan Perak, Husni Laili.
Husni menceritakan, Baayun Maulue adalah traisi peninggalan nenek moyang suku banjar penganut kepercayaan Kaharingan. Tradisi ini bermula di Kabupaten Tapin dan menyebar ke seluruh Kalimantan Selatan.
Sebelum masuknya Islam, suku Dayak Kaharingan yang berdiam di Kampung Banua Halat melaksanakan upacara Aruh Ganal yang diikuti juga dengan prosesi Baayun. Upacara digelar sangat meriah. Karena bertepatan dengan masa panen padi.
Setelah Islam mulai berkembang Baayun mengalami asimilasi. Upacara dilaksanakan dengan nuansa Islam.