Singgah di Museum Karaeng Pattingalloang
Berpindah ke bagian barat kawasan Benteng Somba Opu, di sini kita bisa singgah di Museum Karaeng Pattingalloang. Di dekat Museum Karaeng Pattingalloang terdapat rumah adat dengan tulisa Boruga Somba Opu.

Selalnjutnya, masuk ke halaman depan Museum Karaeng Pattingalloang terdapat sebuah meriam hitam berdiri kokoh. Masuk ke dalam Museum yang terdiri dari 2 lantai ini, saya ditemani oleh salah satu petugas museum, Masruddin. Di sini kita bisa melihat banyak peninggalan sejarah pemerintahan Belanda dan Kerajaan Gowa.

Masruddin menunjukkan sebuah material batu Benteng Somba Opu berbentuk jari-jari yang terbuat dari tanah liat. Lubangnya seperti permainan dakon, dibuatnya dengan ditekan (terra) hiasan yang menggambarkan bahwa masa lalu orang Makassar telah mengenal permainan tersebut. Peninggalan sejarah ini ditemukan pada saat eksavasi tahun 1989.
Kemudian ada material batu Benteng Somba Opu yang juga terbuat dari tanah liat, memiliki ragam hias ikan dan dikerjakan dengan teknik gores. Salah satu mata pencaharian orang Makassar dari dahulu sampai sekarang adalah nelayan untuk memenuhi kehidupannya. Material ini berfungsi sebagai dinding Benteng Somba Opu, ditemukan pada saat eksavasi tahun 1992.

Selanjutnya terdapat koleksi alat musik suling ponco dan lampe. Perbedaannya hanya di ukuran, ponco itu pendek sedangkan lampe lebih panjang.
"Semuanya koleksi museum ini ditemukan di wilayah Benteng Somba Opu saat penggalian dilakukan," ujar Masruddin.
Koleksi berikutnya ada uang kertas Republik Indonesia dengan nominal Rp1. 000. Pada uang tersebut terdapat nominal angka tahun 1980 Bank Indonesia. Ada pula peninggalan uang logam hasil penggalian di kompleka Benteng Somba Opu.

Selain temuan uang kertas dan logam, terdapat pula peninggalan sejarah berupa senjata. Terdapat pelatuk senjata kuno yang ditemukan saat penggalian pada tahun 1992. Dilanjutkan dengan temuan puluru meriam VOC pada penggalian di tahun yang sama.
Jika ingin lanjut ke lantai 2, kita bisa menaiki tangga kayu. Di lantai 2 terdapat foto-foto raja-raja Kerajaan Gowa dan beberapa alat musik khas Sulawesi Selatan.