Ribuan tahun lalu, hujan menyapu jutaan permata kuarsa dari hilir pegunungan Hijaz. Air yang mengalir secara alami ke Teluk Arab dan batuan sedimen itu mengendap menjadi apa yang sekarang menjadi dataran gurun yang luas.
Dalam keadaan alami, berlian gurun adalah batu sungai sederhana dengan tampilan warna susu. Namun, ketika dipegang di bawah sinar matahari, batu tersebut benar-benar tembus cahaya. Para ahli menyatakan, semakin mudah ditembus cahaya, maka kualitas batu permata tersebut akan semakin baik.
Batu permata gurun itu tahan terhadap perubahan warna, tidak mudah hancur seiring pertambahan usia, dan bahkan tidak dapat tergores. Tidak seperti permata kubik zirkonia yang diproduksi di laboratorium, batu pertama gurun itu menghasilkan kilau yang lebih murni dan alami. Sebab, mereka mengandung sifat refraktori yang sama seperti berlian karbon murni asli.
Batu permata gurun mentah biasanya dipotong berbentuk kotak atau persegi panjang. Setelahnya, batu akan diawetkan dengan menggunakan bahan kimia untuk menjaga kekerasan dan kejelasannya, diikuti proses penggilingan sebagai bentuk akhir permata, sebelum akhirnya dipoles.
Harga jual batu mulia tergantung pada karat, warna, tingkat kejelasan, dan kondisi. Batu mulia dengan kualitas terbaik dilepas dengan harga minimal USD200 (setara Rp2,8 juta) per kilogram di pasaran.
(Renny Sundayani)