"Mikroplastik yang ditemukan itu tidak kasat mata sebesar 0,1 mili, metode penelitian pun belum baku, dan impactnya juga belum nampak. Semua orang mengikuti isu ini. Perusahaan sudah mengikuti aturan BPOM," imbuhnya.
"Penemuan ini masih belum disepakati oleh para ilmuwan. Ilmuwan masih belum sepakat ini plastik atau algae gangga itu masih berantem, kan kecil banget, bening sampe dikasih warna ungu, oranye, terus dikasih sinar biru, itupun menurut ahli plastik, plastik tuh ada beberapa jenis. Jadi, belum ada konsensusnya," lamjutnya
"Kalau kita menanggapinya isu ini lebih kepada agar masyarakat lebih sadar, plastik sudah menyampah di laut, sungai, air ledeng, seperti mengajak masyarakat untuk lebih mengelola plastik. Karena plastik tidak jalan sendiri ke kali. Tapi, kita yang harus menjaga perilaku," imbuhnya.
BPOM imbau masyarakat tak perlu panik
Sebelumnya, badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) buka suara kontroversi penelitian tentang mikroplastik yang ditemukan di beberapa kemasan air mineral. Pasalnya, banyak masyarakat yang merasa khawatir atas isu tersebut.