Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pola Asuh Toleransi yang Diajarkan Ibu Bisa Cegah Intoleransi

Annisa Aprilia , Jurnalis-Senin, 04 Desember 2017 |15:56 WIB
Pola Asuh Toleransi yang Diajarkan Ibu Bisa Cegah Intoleransi
Pola asuh penting untuk toleransi (Foto:Libertarianisme)
A
A
A

INDONESIA merupakan negara dengan beragamnya agama, ras, dan suku bangsa. Dengan keberagamannya tersebut Indonesia bisa menjadi negara yang berpotensi terjadi tindakan radikalisme.

Di sisi lain radikalisme juga dilatarbelakangi dengan perbedaan pandangan, dan pendapat yang terjadi di Indonesia. Dari hasil survei yang dilakukan Wahid Foundation dan Lembaga Survei Indonesia, menghasilkan ada sekira 0,4 persen penduduk Indonesia pernah melakukan tindakan radikal, dan sebesar 7,7 persen akan melakukan tindakan radikal jika memungkinkan.

"Meskipun angka tersebut kecil, tapi akan ada sebanyak 600ribu orang yang pernah berbuat radikal, dan 11 juta orang akan bertindak radikal jika memungkinkan. Angka ini jadi menyeramkan, karena ternyata jumlahnya tidak sedikit," ucap Yeni Wahid, dalam pemaparannya dia cara Simposium Nasional Peran Ibu untuk Perdamaian, di Hotel Shangri La Jakarta, Senin (4/12/2017).

BACA JUGA:

Pangeran Harry dan Meghan Markle Bisa Pamer Kemesraan, Mengapa Pangeran William dan Kate Middleton Tidak? Ini Alasannya!

Namun, masih dalam pemaparannya Yeni juga menyebutkan ada kabar baiknya dari hasil survei tersebut. Pasalnya, ada sebanyak 72 persen responden yang menolak radikal, yang artinya masih ada ratusan juta penduduk Indonesia yang ingin Indonesia damai.

"Jika ada pertanyaan buat apa data seperti ini? Maka, jawabannya adalah untuk melakukan tindakan intervensi yang tepat, dan juga disebar agar orang tahu, serta bisa melakukan pencegahan, suatu hal, tindakan radikal bisa diperkecil dan tidak diperlebar," imbuhnya.

Lebih lanjut, Yeni juga menyebutkan ada beberapa faktor yang selama ini diketahui oleh masyarakat tentang penyebab seorang anak bertindak radikal, tapi ternyata tidak ada kaitannya sama sekali, seperti berasal dari keluarga berada, berpendidikan tinggi, hingga wilayah tempat tinggal. Sebab, tindakan radikal yang sudah dicontohkan oleh beberapa tokoh yang telah ada, justru orang yang cenderung terkesan tidak akan melakukan tindakan radikal.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement