Ketakutannya terhadap lemak berlanjut untuk tidak lagi mengonsumsi daging, roti, susu, dan buah. Karena berat badannya turun dengan cepat, Laura pun melanjutkan hal tersebut. Dia pun berolahraga dengan cukup ekstrim. Dia akan pergi ke gym pukul 10 malam dan berlari di atas treadmill selama 2 jam.
Namun seiring berjalannya waktu, rambutnya mulai rontok, mengalami luka memar di tubuhnya, warna kulit yang berubah menjadi abu-abu, dan sakit kepala yang tidak pernah hilang. Kekuatan ototnya pun berkurang karena lemak tubuh Laura sudah habis. Laura kesulitan untuk berjalan sehingga membuatnya merasa lemah dan goyah. Belum lagi orang lain yang melihatnya takut untuk memeluk tubuh Laura karena tulang yang sangat menonjol di tubuhnya. Denyut nadi Laura pun di bawah rata-rata dan dia tidak mengalami menstruasi.
Keadaan berubah saat orangtua Laura melihat kondisi anaknya. Kebetulan Laura memang tinggal beda kota dengan orangtuanya karena berkuliah. Orangtua Laura lantas meminta anaknya untuk mencari bantuan pelatih profesional agar bisa mengembalikan bentuk tubuh seperti sedia kala. Bahkan mereka rela berkendara 3,5 jam setiap minggu untuk memastikan kondisi anaknya bertambah baik.
“Saya sangat berterima kasih atas semua yang telah mereka lakukan. Mereka benar-benar menjadi salah satu inspirasi saya,” tutur Laura. Untuk mengembalikan bentuk tubuhnya, Laura kembali mengonsumsi banyak lemak sehat, buah, dan sayuran. Dia banyak mengonsumsi kacang polong, telur, ikan, daging, alpukat, biji-bijian dan yogurt. Setelah berusaha selama setahun, tubuh Laura kini lebih bugar. Dia merasa lebih energik dan bahagia.
(Renny Sundayani)