BENTUK tubuh yang ideal dan sempurna tak jarang menjadi masalah yang cukup serius di kalangan perempuan, terutama remaja. Masalah kepercayaan diri terkait bentuk tubuh bisa membuat mereka melakukan hal yang ekstrim, sebut saja anoreksia. Anoreksia adalah sebuah gangguan kesehatan jiwa yang membuat pengidapnya terobsesi memiliki tubuh kurus dan takut jika terlihat gemuk.
BACA JUGA:
Seseorang yang mengidap anoreksia akan membatasi porsi makannya menjadi sangat sedikit, menggunakan obat penurun berat badan, berolahraga berlebihan, bahkan pada tingkat lebih parah memuntahkan kembali makanan yang baru saja dikonsumsi. Hal inilah yang terjadi pada Laura Bishop yang kini berusia 20 tahun.
Di umur 17 tahun, perempuan yang berasal dari Albury, New South Wales itu memiliki kelainan makan dan tekanan untuk menjadi kurus. Pada waktu itu, dia sangat terobsesi dengan penghitungan kalori. Laura sampai menghindari permen karet dan lip balm.
“Saya tidak mengunyah permen karet karena makanan tersebut mengandung dua kalori yang bisa menambah berat badan. Saya juga tidak mau menggunakan lip balm karena mengandung kilojoule berminyak. Saya pikir saat saya tidak sengaja menyentuh bibir, minyak pada lip balm akan meresap dalam kulit dan menambah berat badan,” tutur Laura seperti yang dikutip dari Daily Mail, Rabu (13/9/2017).
Ketakutannya terhadap lemak berlanjut untuk tidak lagi mengonsumsi daging, roti, susu, dan buah. Karena berat badannya turun dengan cepat, Laura pun melanjutkan hal tersebut. Dia pun berolahraga dengan cukup ekstrim. Dia akan pergi ke gym pukul 10 malam dan berlari di atas treadmill selama 2 jam.
Namun seiring berjalannya waktu, rambutnya mulai rontok, mengalami luka memar di tubuhnya, warna kulit yang berubah menjadi abu-abu, dan sakit kepala yang tidak pernah hilang. Kekuatan ototnya pun berkurang karena lemak tubuh Laura sudah habis. Laura kesulitan untuk berjalan sehingga membuatnya merasa lemah dan goyah. Belum lagi orang lain yang melihatnya takut untuk memeluk tubuh Laura karena tulang yang sangat menonjol di tubuhnya. Denyut nadi Laura pun di bawah rata-rata dan dia tidak mengalami menstruasi.
Keadaan berubah saat orangtua Laura melihat kondisi anaknya. Kebetulan Laura memang tinggal beda kota dengan orangtuanya karena berkuliah. Orangtua Laura lantas meminta anaknya untuk mencari bantuan pelatih profesional agar bisa mengembalikan bentuk tubuh seperti sedia kala. Bahkan mereka rela berkendara 3,5 jam setiap minggu untuk memastikan kondisi anaknya bertambah baik.
“Saya sangat berterima kasih atas semua yang telah mereka lakukan. Mereka benar-benar menjadi salah satu inspirasi saya,” tutur Laura. Untuk mengembalikan bentuk tubuhnya, Laura kembali mengonsumsi banyak lemak sehat, buah, dan sayuran. Dia banyak mengonsumsi kacang polong, telur, ikan, daging, alpukat, biji-bijian dan yogurt. Setelah berusaha selama setahun, tubuh Laura kini lebih bugar. Dia merasa lebih energik dan bahagia.
(Renny Sundayani)