Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Dekat Josephine M. J. Ratna, Psikologis Klinis yang Peduli Anak-Anak

Vessy Frizona , Jurnalis-Kamis, 08 Desember 2016 |15:10 WIB
Mengenal Dekat Josephine M. J. Ratna, Psikologis Klinis yang Peduli Anak-Anak
Josephine (Foto: Dokumen Pribadi)
A
A
A

Ingin Mencetak Anak Indonesia Memiliki Jiwa Sehat

Saat ini konsern Josephine adalah kepada anak-anak. Ia tak ingin anak-anak mengalami stres dan masalah-masalah yang membuat pertumbuhan dan perkembangannya berantakan. Oleh sebab itu, ia memulai memperbaiki kesehatan anak-anak secara jiwa dari orangtua.

“Saat ini banyak sekali anak-anak yang stres dan bermasalah. Muaranya itu disebabkan bukan karena faktor anak itu sendiri, tetapi orangtua. Bila orangtuanya stres selama anak di kandungan maka, akan melahirkan anak-anak yang akan mengalami stres pula,” terang Josephine.

Untuk itu, ia membuat program Antenatal depression untuk ibu-ibu yang akan disahkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Di mana ibu-ibu akan ditraining tentang bagaimana menghadapi masa kehamilan dan kelahiran bayi. Sebab, masa satu bulan pertama melahirkan adalah masa krusial, itulah mengapa ada yang namanya baby blues.

“Dari hasil penelitian S3 saya, menghasilkan anak yang diasuh dalam kondisi orangtua sehat secara jiwa, akan melahirkan anak-anak yang sehat pula. Untungnya dari 27 ibu responden di Surabaya, 26 ibu-ibu dalam kondisi sehat secara jiwa,” bebernya.

Josephine menuturkan, mencari ibu-ibu yang bersedia ikut program dan secara bersamaan berada pada periode kehamilan yang sama itu tdk mudah. Semua 27 orang tersebut secara signifikan tidak menunjukkan gejala depresi pasca melahirkan dan ini merupakan hasil yg luar biasa.

Jumlah tidak banyak tapi begitu menjanjikan dan dengan semakin banyak yang mengikuti pelatihan ini akan memperkuat hasil yang ada serta memberi kesempatan untuk mengevaluasi isi pelatihan.

“Kepada calon ibu yang sudah pernah mengalami depresi sebelum kehamilan merupakan kelompok ibu yang punya resiko lebih tinggi dalam mengalami depresi pada masa kehamilan krn berbagai perubahan yang terjadi,” terangnya lagi.

Ia menjelaskan, anak perempuan yang ibunya depresi pada usia muda, maka anaknya mudah depresi. Sementara, bila hal tersebut terjadi padaka anak laki-laki, maka mereka akan sering mengalami keterlambatan pertumbuhan.

“Seperti kecerdasan IQ-nya kurang, kemampuan sosialnya mundur, dan masalah psikologis lainnya. Banyak kasus anak berakar dari ibu yang depresi pasca melahirkan. Maka, saya berpersan jadilah ibu yang mampu mengatasi masalah dengan cara sehat dan bijaksana, jadilah ibu yang bahagia pula,” tandasnya.

(Fiddy Anggriawan )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement